post image
Cuaca buruk ketika peluncuran dua astronot NASA dengan roket buatan SpaceX/Net
KOMENTAR

Peluncuran bersejarah NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dilakukan dengan roket buatan SpaceX harus diundur karena cuaca buruk.

Dikatakan sebagai peluncuran penting karena itu merupakan misi peluncuran kru pertama oleh Amerika Serikat dalam hampir satu dekade terakhir.

Namun peluncuran yang dijadwalkan pada Rabu (27/5) tersebut terpaksa untuk dibatalkan karena adanya ancaman petir faktor lainnya. Keputusan itu diambil dalam waktu kurang dari 20 menit sebelum lepas landas.

"Sayangnya, kami tidak akan meluncurkan hari ini," ujar direktur peluncuran, Mike Tylor, seperti dikutip <i>CNA</i>.

Meski begitu, peluncuran dijadwalkan kembali pada Sabtu (30/5).

Nantinya, dua astronot NASA, Bob Behnken dan Doug Hurley, akan diikat ke kapsul Crew Dragon, untuk kemudian diluncurkan dengan roket buatan SpaceX.

Itu merupakan misi peluncuran kru pertama dengan roket AS sejak program pesawat ulang alik berakhir pada 2011. Juga merupakan peluncuran pertama yang dilakukan oleh perusahaan swasta.

Dalam sebuah video, terlihat Behnken dan Hurley mengenakan seragam putih futuristik yang dihiasi bendera AS dan logo NASA serta SpaceX. Mereka menunggu ketika propelan diturunkan dari roket Falcon 9.

Sistem pengeluaran darurat tetap disiapkan sampai tangki bahan bakar dikosongkan, jika terjadi ledakan yang tidak disengaja.

Peluncuran pada Rabu sendiri dijadwalkan dilakukan pada 4.33 sore waktu setempat dari Launch Pad 39A Pusat Antariksa Kennedy. Neil Armstrong dan kru Apollo 11-nya terbang dari tempat yang sama dalam perjalanan bersejarah mereka ke Bulan.

Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump juga telah tiba di Florida untuk menyaksikan peluncuran tersebut. Kendati begitu, mereka langsung kembali ke Gedung Putih setelah peluncuran dibatalkan.

Sebelum meluncur, baik Behnken dan Hurley sudah terlebih dulu melakukan karantina selama dua pekan untuk menghindari penyebaran virus corona baru di luar angkasa.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews