Dalam kurun waktu sekitar 40 hari lagi, tepatnya pada 15 Juli, Uni Emirat Arab (UEA) akan mencatatkan sejarah sebagai negara Arab pertama yang meluncurkan misi antarplanet.
Misi yang dinamakan "Hope" tersebut diperkirakan akan mencapai orbit Mars pada Februari 2021. Misi tanpa awak tersebut sudah dipersiapkan oleh UEA sejak enam tahun lalu.
Manajer Proyek, Omran Sharaf, mengungkap, misi tersebut memiliki tujuan yang sangat penting, mengenai kelangsungan hidup dan masa depan seluruh Timur Tengah.
Jika berhasil, UEA akan mematahkan teori bahwa eksplorasi ruang angkasa hanya bisa dilakukan oleh negara adidaya.
"Ini tentang masa depan UAE dan kelangsungan hidup kita," ujar Sharaf seperti dikutip dari <i>The Guardian</i>.
Sharaf menjelaskan, tujuan misi tersebut bukan untuk mendarat di Mars, melainkan untuk mengorbit di planet merah tersebut. Di mana UEA akan mempelajari dinamika atmosfer Mars selama satu tahun penuh untuk membentuk gambaran iklim di sana.
Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa yang menyebabkan hilangnya atmosfer di Marsm termasuk hilangnya hidrogen dan oksigen di permukaan planet tersebut.
“Kami sedang mempelajari sebuah planet yang terlihat sangat mirip dengan planet kita, tetapi telah mengalami beberapa bentuk perubahan sehingga tidak dapat lagi memiliki air, salah satu hal utama kehidupan,” papar Wakil Manajer Proyek sekaligus Menteri Ilmu Pengetahuan, Sarah al-Amiri.
"Misalnya, jika ada badai debu besar di Mars apakah itu meningkatkan laju pelepasan hidrogen dan oksigen?" sambungnya.
UEA menyatakan, informasi yang didapatkannya akan didistribusikan ke 200 lembaga penelitian untuk melengkapi misi lain.
Dengan adanya misi Mars dari UEA, maka proyek luar angkasa Bumi semakin padat setelah China dan AS sudah dan akan meluncurkan berbagai misi lain.
KOMENTAR ANDA