Sebanyak 151 warga Maroko, termasuk bayi dan anak-anak yang dipulangkan dari Mauritania tiba di Bandara Dakhla Minggu (21/6) malam waktu setempat. Ini merupakan bagian dari pemulangan warga Maroko yang terdampar di luar negeri akibat pandemik Covid-19.
Perusahaan penerbangan berbendera Maroko, Royal Air Maroc (RAM) mengoperasikan penerbangan repatriasi pada 21 Juni lalu. Pihak maskapai maupun awak memastikan kepatuhannya terhadap protocol kesehatan untuk memastikan keselamatan para penumpang.
“Penggunaan masker dan pembersih tangan serta praktik jarak sosial adalah langkah-langkah penting yang diambil oleh para penumpang dengan serius,” kata RAM, seperti dikutip dari Morocco World News, Senin (22/6).
“Operasi ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pencegahan dan protokol kesehatan yang berlaku, berkoordinasi dengan otoritas setempat, Keamanan Nasional, Royal Gendarmerie, bea cukai, dan pejabat medis dari Menteri Kesehatan,” kata manajer Bandara Dakhla, Abdelmounaim Aoutoul kepada media.
Delegasi kesehatan provinsi Dakhla-Oued-Eddahab, Issam Ahadi, mengatakan kepada Maghreb Arab Press (MAP) bahwa pejabat kesehatan telah melakukan tes penyaringan Covid-19 pada 151 repatriat yang tiba, memeriksa suhu mereka, dan dengan cermat memeriksa mereka untuk mengetahui gejala Covid-19. .
Ahadi mengatakan para repatriat itu akan dikarantina di hotel-hotel di Dakhla sesuai dengan langkah pencegahan negara untuk membatasi penyebaran virus corona baru.
MAP melaporkan bahwa warga yang baru dipulangkan mengungkapkan kegembiraan dan kelegaan karena dapat kembali ke negara asal mereka. Mereka memuji upaya Bandara Dakhla, otoritas kesehatan, dan Kedutaan Besar Maroko di Mauritania.
Pandemik Covid-19 telah menyebabkan pembatasan yang signifikan pada perjalanan udara di seluruh dunia. Maroko sendiri menutup perbatasannya untuk pelancong internasional pada 15 Maret dan memasuki keadaan darurat pada 20 Maret lalu.
Diperkirakan 33.000 orang Maroko terdampar di luar negeri dan telah terpisah dari keluarga mereka selama berbulan-bulan. Dalam beberapa minggu terakhir, Maroko telah bekerja untuk mengatur penerbangan repatriasi bagi warganya yang ada di luar negeri.
Sejak Mei, Maroko telah berhasil memulangkan ribuan warga negaranya dari kantong Spanyol Ceuta dan Melilla, Aljazair, Spanyol daratan, Kepulauan Canary, dan Turki.
Kelompok pertama Maroko kembali dari Dubai pada hari Senin (22/6), sementara 3.180 warga negara lainnya akan kembali dari Prancis, Belanda, Tunisia, UEA, Belgia, Senegal, dan Italia pada minggu ini.
KOMENTAR ANDA