Pengumuman bahwa pemerintah Emirat telah membuka penerbangan untuk warganya yang terlantar di luar negeri untuk kembali pulang ke tanah air, disambut baik. Puluhan orang kembali pulang ke UEA dengan jet pribadi setelah lebih dari tiga bulan berada jauh dari keluarganya.
Demikian juga dengan warga UEA yang tertahan di India dalam suatu pekerjaan. Penerbangan yang sangat terbatas membuat sebagian dari mereka berani merogoh tabungannya untuk menyewa jet pribadi.
Salah seoang warga UEA nekat menghabiskan tabungannya demi bisa berkumpul lagi dengan keluarga setelah tiga bulan penguncian. Ia pun menyewa jet pribadi, membayarnya seharga Dh135.000. Sebuah perjalanan yang sangat mahal.
Kemudian dia mencari beberapa warga UEA lainnya yang juga ingin pulang.
"Saya sekarat setiap hari mengetahui istri dan anak saya harus mengelola semuanya sendirian," kata warga Dubai bersuia 40 tahun itu.
“Pandemik telah membuat semua orang di dunia kaget. Mereka telah kehilangan pekerjaan, bahkan nyawa. Ini adalah waktu yang menakutkan dan saya hanya ingin kembali ke keluarga saya,” ujarnya dikutip dari TN, Senin (29/6).
Untuk kembali ke UEA, ia harus menyetor deposit terlebih dahulu untuk biaya menyewa pesawat. Itu pun harus menunggu selama seminggu.
Butuh sekitar seminggu, banyak panggilan telepon dan koordinasi terperinci sebelum orang-orang dari berbagai penjuru India termasuk Bangalore, Hyderabad, New Delhi, Patna, dan Mumbai akan naik penerbangan bersama-sama.
Tidak mudah membuat orang percaya bahwa ia mencari patner untuk pulang bersama ke UEA. Sampai akhirnya terkumpulah sebanyak 13 orang (termasuk dirinya) yang kemudian membagi biaya sewa menjadi masing-masing sekitar Dh10.500.
"Orang-orang harus mau saling mempercayai agar kami bisa pulang," katanya terharu, sambil mengisahkan bagaimana ia berusaha mencari 'partner' untuk pulang bersama ke UEA.
"Kami membagi pekerjaan menangani keuangan, dokumentasi, detail paspor. Banyak yang tertarik untuk ikut pulang bersama ke UEA," katanya.
“Kemudian pada saat kami benar-benar dalam penerbangan, kami menjadi seperti keluarga. Saya meneteskan air mata karena orang-orang ini mempercayai saya.”
Mulanya ia juga pesimis, mengetahui kebanyakan penerbangan internal di India saat itu sedang agak kacau, mengalami penundaan perjalanan karena aturan karantina antar negara.
KOMENTAR ANDA