post image
Tangkapan layar ketika Chappy Hakim memberikan paparannya sebagai narasumber dikusi "Meneropong Dirgantara Dunia Pasca Covid. Kemana Arah Dirgantara Indonesia?" pada Minggu, 12 Juli 2020/ZonaTerbang
KOMENTAR

Pandemik Covid-19 telah meluluhlantahkan sektor penerbangan dunia dalam waktu yang singkat. Namun proses pemulihannya memakan waktu yang lama.

Diungkap oleh Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim, berdasarkan kajian-kajian yang dilakukan para ahli, membutuhkan waktu sekitar tiga hingga lima tahun untuk memulihkan dampak Covid-19 dalam dunia penerbangan.

"IATA (International Air Transport Association) adalah pihak yang paling optimis karena mengatakan pada 2023, kita bisa kembali normal," ungkap Chappy dalam diskusi virtual bertajuk "Meneropong Dirgantara Dunia Pasca Covid. Kemana Arah Dirgantara Indonesia?" yang digelar pada Minggu malam (12/7).

Meski begitu Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005 tersebut mengatakan, banyak pihak yang meragukan hal tersebut. S&P Global Rating menyatakan, pada 2023, dunia penerbangan tidak akan pulih 100 persen.

"Jadi memang angkanya tiga sampai lima tahun," terang Chappy.

Meski begitu, Ketua TimNas EKKT 2007 tersebut juga mengatakan, sulit bagi industri penerbangan Indonesia untuk bisa pulilh dalam waktu tiga samapi lima tahun jika pemerintah tidak memberikan campur tangan.

Selain Chappy, diskusi yang digelar oleh KBRI Jerman dan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) tersebut juga turut dihadiri oleh Dutabesar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno; Koordinator Divisi Dirgantara IASI Jerman, Prio Adhi Setiawan; Dewan Pakar Dirgantara, Prof. Ing Yulfian Aminanda; dan Pakar Kedirgantaraan Nasional, Ing Imam Birowo.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews