post image
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

Amerika Serikat kembali melontarkan tudingan terhadap Rusia, kali ini mereka menuduh negara itu tengah melakukan uji coba senjata anti-satelit di ruang angkasa. Komando Luar Angkasa AS memperingatkan bahwa ancaman terhadap sistem Washington itu nyata, serius dan meningkat.

Tudingan yang dilontarkan oleh AS itu berdasarkan klaim dari Komando Luar Angkasa yang mengaku memiliki bukti bahwa Moskow melakukan uji non-destruktif terhadap senjata anti-satelit berbasis ruang angkasa pada 15 Juli.

"Tes pekan lalu adalah contoh lain bahwa ancaman terhadap sistem ruang angkasa AS dan Sekutu itu nyata, serius, dan meningkat," kata pernyataan itu, seperti dikutip dari AFP, Jumat (24/7).

"Jelas ini tidak dapat diterima," isi tweet negosiator perlucutan senjata AS Marshall Billingslea, seraya menambahkan bahwa itu akan menjadi 'masalah besar' yang akan dibahas minggu depan di Wina, di mana ia sedang dalam pembicaraan tentang penerus perjanjian perjanjian New START. Perjanjian yang membatasi hulu ledak nuklir AS dan Rusia, dua negara adidaya era Perang Dingin.

Pada hari Kamis, Presiden Donald Trump mengatakan kepada rivalnya dari Rusia Vladimir Putin bahwa ia berharap untuk menghindari perlombaan senjata "mahal" dengan Rusia dan China.

"Sistem yang digunakan untuk melakukan tes pekan lalu adalah sama dengan yang dikemukakan Komando Luar Angkasa awal tahun ini, ketika ia bermanuver di dekat satelit pemerintah AS," kata kepala Komando Luar Angkasa AS, Jenderal Jay Raymond.

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang, dan konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang diterbitkan untuk menggunakan senjata yang menyimpan aset ruang angkasa AS dan sekutu dalam bahaya," kata Raymond.

Ini adalah contoh terbaru dari satelit Rusia yang berperilaku "tidak konsisten dengan misi mereka," tambah Raymond.

"Peristiwa ini menyoroti advokasi munafik Rusia atas kendali senjata luar angkasa," kata asisten menteri luar negeri AS untuk pengendalian senjata Christopher Ford.

Pernyataan itu juga datang ketika China meluncurkan satelit ke Mars pada hari Kamis, sebuah perjalanan yang bertepatan dengan misi AS yang sama, membawa persaingan kekuatan mereka ke luar angkasa.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews