post image
Pengamat penerbangan, Alvin Lie/Net
KOMENTAR

Presiden Joko Widodo tengah menyoroti banyaknya bandara internasional di Indonesia. Totalnya, ada 30 bandara internasional di tanah air. Sehingga ia ingin mengurangi jumlah tersebut.

Untuk mengurangi bandara internasional, Jokowi mengatakan akan menerapkan kembali menerapkan sistem <i>hub and spoke</i>, yang membagi bandara ke dalam dua klasifikasi. Hub digunakan sebagai pusat dan spoke digunakan sebagai pengumpan.

"Kita harus berani tentukan bandara yang berpotensi jadi international hub," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (6/8).

Ia mengatakan, ada delapan bandara internasional yang berpotensi menjadi hub, yaitu Bandara Ngurah Rai (Bali), Seokarno Hatta (Banten), Kualanamu (Sumatera Utara), Jogjakarta, Balikpapan (Kalimantan Timur), Hassanudin (Sulawesi Selatan), Sam Ratulangi (Sulawesi Utara), dan Juanda (Jawa Timur).

Menanggapi rencana tersebut, pengamat penerbangan Alvin Lie mendukung dikuranginya bandara-bandara internasional di Indonesia. Namun ia mencatat, sistem <i>hub and spoke</i> yang ingin Jokowi berlakukan kembali pada dasarnya sudah tertata dengan lama.

"Tapi justru di pemerintahan Jokowi inilah Pak Jokowi yang mendobrak sebanyak mungkin bandara internasional," ujar Alvin kepada <i>Zona Terbang</i> sesaat lalu.

Dengan dorongan tersebut, Alvin mengatakan, banyak bandara yang kemudian memaksakan diri untuk menjadi bandara internasional, meski secara kapabilitas tidak mumpuni. Misalnya, seperti Bandara Silangit, Banyuwangi.

Padahal, Alvin mengatakan, butuh banyak hal yang harus disiapkan untuk sebuah bandara internasional.

"Bukan hanya statusnya, tapi juga dukungan imigrasi, dukungan bea cukai, pengelolaan lingkungan itu ada syaratnya, pengelolaan limbah, karantina, dan sebagainya," sambung anggota Ombudman itu.

Dengan demikian, Alvin mengatakan, untuk rute internasional, Indonesia memang sebaiknya menggunakan sistem tersentralisasi dengan hub beberapa bandara besar seperti yang disampaikan oleh presiden. Hub-hub tersebut pun dipilih berdasarkan dengan adanya daya tarik wisata, industri, hingga perdagangan.

"Sehingga itu betul-betul <i>visible</i> untuk penerbangan internasional, sedangkan yang lain cukup menjadi bandara-bandara domestik saja, menjadi bandara pengumpan bagi bandara internasional," jelas Alvin.

"Saya mendukung dikembalikannya beberapa bandara besar yang diberikan status internasional, dan jangan diubrak-abrik lagi seperti sekarang," tekannya menggarisbawahi.


Lanud Husein Sastranegara Sedang Siapkan Museum Nurtanio

Sebelumnya

Bandara Changi di Singapura Bukan Lagi yang Terbaik di Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Airport