WIGET 16 Reborn of Phinisi. Itu nama yang diberikan untuk pesawat terbang yang sedang dibangun oleh seorang purnawirawan polisi, Aiptu (Purn) Sulkarnain, asal Maros, Sulawesi Selatan.
Pesawat itu telah diuji coba hari Rabu lalu (19/8) di perairan utara Jakarta.
“Alhamdulillah, hasilnya bagus, tidak ada cacat dan siap untuk diuji terbang. Ini tanda-tanda keberhasilan,” kata pria berusia 62 tahun ini seperti dikutip dari Pinisi.co.id.
WIGET 16 dikerjakan sejak awal Desember 2019 lalu di Galangan Kapal Cilincing, Jakarta Utara. Sulkarnain berharap, di akhir Agustus ini pesawat buatannya itu bisa rampung.
Dalam pembuatan pesawat ini, Sulkarnain dibantu Mahfud (42) yang juga berasal Maros. Mahfud memiliki pengalaman di bidang aeronatika dari Korea Selatan dan Jerman.
Juga disebutkan, Mahfud pernah membuat pesawat terbang ampibi berkapasitas 10 orang untuk sebuah negara di ASEAN.
Sesungguhnya adalah Mahfud yang memiliki obsesi untuk membuat pesawat terbang di Indonesia. Adapun Sulkarnain yang juga Bendahara Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) periode 2014-2019.
“Ini sebuah gerakan anak bangsa untuk kemajuan, dan akan mengangkat nama Indonesia, bahwa kita pun nampu menciptakan pesawat terbang,” ujar H. Sulkarnain.
Pesawat yang dapat terbang di laut ini biaya pembuatannya mencapai Rp 20 miliar.
“Pesawat ini kapasitas 50 orang penumpang, bagasi 15 kilogram per-orang, terbang 12 meter di atas permukaan laut, dengan kecepatan 250 kilometer per jam,” jelas Sulkarnain dalam berita itu lagi.
Disebutkan bahwa Kementerian Kesehatan berminat memesan pesawat ampibi ini untuk difungsikan sebagai ambulans.
“Dengan menggunakan kapal pesawat ini pasien bisa lebih cepat dilarikan ke rumah sakit, terutama di daerah pesisir dan pulau terpencil, yang kalau menggunakan kapal laut makan waktu lebih lama, juga berguna untuk menngatasi kecelakaan di laut,” demikian Sulkarnain.
KOMENTAR ANDA