post image
KOMENTAR

Indonesia telah berhasil melakukan lompatan besar di tahun 1995 lalu, tepatnya saat Pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca rancangan BJ Habibie sukses mengudara.

Namun kini, setelah 25 tahun, pesawat yang jadi simbol kebangkitan teknologi Indonesia akhirnya berada di tempat peristirahatan terakhirnya yaitu di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta.
 
Anggota DPD RI Fahira Idris menilai, dimuseumkannya Pesawat N250 harus menjadi cambuk, terutama bagi para pengambil kebijakan bahwa 25 tahun setelah N250 berhasil lepas landas, sudah waktunya bangsa ini kembali menghasilkan berbagai produk teknologi kelas dunia.
 
“Walau N250 masuk museum, tetapi semoga semangatnya tetap mengangkasa. Idealnya jika pada 2045 kita ingin menjadi negara maju, lima tahun ke depan ini kita harus sudah berhasil melahirkan produk teknologi tinggi atau kelas dunia selevel Pesawat N250, bukan terbatas di bidang kedirgantaraan saja, tetapi di berbagai bidang,” jelasnya kepada redaksi, Selasa (25/8).

Political will dari pemerintah untuk memberi dukungan penuh untuk produk teknologi anak bangsa harus ada agar produk baru yang muncul tidak bernasib sama seperti N250.

“Caranya, dengan dijadikan produksi nasional sehingga hasilnya bisa dirasakan tidak hanya untuk rakyat Indonesia tetapi juga dunia,” ujarnya.
 
Menurut Fahira, selama sumber daya bangsa tidak serius ditumpukan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penciptaan ekosistem riset serta inovasi maka cita-cita menjadi negara maju hanya akan menjadi mimpi.

Oleh karena itu, Indonesia tidak punya pilihan lain, selain melakukan percepatan pembangunan ekonomi berbasis iptek dan inovasi.
 
“Kita ingin ke depan anak-anak Indonesia tidak hanya bisa menyaksikan produk teknologi kita teronggok di museum tetapi dapat merasakan langsung manfaat dari produk teknologi tinggi yang berhasil kita ciptakan. Mewujudkan ini butuh komitmen dan konsistensi atau political will yang tinggi terutama dari Pemerintah,” pungkas senator Jakarta ini.
 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews