Indonesia menjadi sorotan di Korea Selatan awal pekan ini karena dianggap telah menunggak kewajiban pembayaran untuk proyek bersama yang dilakukan kedua negara.
Proyek bersama yang dimaksud adalah proyek Indonesia-Korea Selatan untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya
Untuk diketahui, Indonesia adalah mitra dari proyek KF-X Korea Selatan untuk mengembangkan pesawat tempur lokal dalam upaya pengadaan pesawat tempur untuk angkatan udaranya sendiri dan meningkatkan industri kedirgantaraannya.
Melansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Indonesia telah setuju untuk menanggung 20 persen dari biaya pengembangan proyek senilai total 8,8 triliun won tersebut.
Menurut data dari Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), Indonesia sejauh ini sudah membayar total 272,2 miliar won. Namun Indonesia belum melakukan pembayaran lain senilai 301 miliar won yang seharusnya dibayar pada akhir September ini.
"Mengikuti permintaan presiden Indonesia pada 2018 untuk pembicaraan tentang pembayaran, Korea Selatan membentuk badan konsultasi pan-pemerintah dan telah mengadakan diskusi tingkat kerja dengan Jakarta," begitu keterangan yang dirilis DAPA pada Senin (7/9).
Keterangan yang sama juga menyebutkan bahwa sepanjang tahun ini, kedua belah pihak telah bertemu setidaknya empat kali.
"Meskipun ada penundaan pembayaran, pihak Indonesia terus mengirim peneliti ke Korea Selatan untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan," kata legislator dari oposisi Partai Bareunmirae, Kim Joong-ro selama audit parlemen ke dalam pemerintahan.
Dia menyuarakan keprihatinan tentang kebocoran teknologi.
Sementara itu, seorang pejabat DAPA yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Yonhap bahwa pada bulan Juli lalu, sebanyak 114 insinyur Indonesia telah dikirim ke Korea Selatan untuk bekerja dengan Korea Aerospace Industries Co (KAI), yang merupakan satu-satunya produsen pesawat di negara itu. Mereka akan mengambil bagian dalam merancang dan membuat prototipe pesawat tempur tersebut.
Bulan lalu, DAPA mengonfirmasi bahwa desain untuk jet tempur memenuhi semua persyaratan militer. Hal tersebut memungkinkan proyek itu untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam membangun prototipe.
Diperkirakan bahwa prototipe akan siap pada paruh pertama 2021, dan DAPA menargetkan bahwa tahun 2026 pengembangan akan selesai.
KOMENTAR ANDA