Tiga belas tahun melanglang buana, maskapai penerbangan dengan tiket murah asal Australia, Tigerair harus tutup usia.
Tigerair yang merupakan anak dari Virgin Australia menghentikan operasinya setelah memiliki setumpuk masalah yang ditambah dengan pandemi Covid-19.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Virgin melalui pernyataan tertulis pada Kamis malam (10/9).
"Tidak dapat disangkal ini adalah masa-masa sulit bagi semua orang di industri perjalanan dan pariwisata," bunyi pernyataan yang dikutip <i>ABC</i> tersebut.
Dalam pernyataannya, pihak maskapai menerangkan, calon penumpang yang sudah memiliki tiket dapat mengajukan kredit pengalihan ke maskapai penerbangan milik Virgin Australia lainnya.
Meski berhenti beroperasi di tengah pandemi, awal mula masalah yang dimiliki Tigerair sudah menumpuk sebelum krisis kesehatan tersebut melanda.
Hal tersebut diungkap oleh pemilik baru Virgin Australia, Bain Capital pada awal Agustus, ketika rencana mengakhiri operasi Tigerair dimunculkan.
Ketika itu, CEO Virgin Australia, Paul Scurral mengatakan, maskapai harus mengadakan pemecatan besar-besaran karena pandemi Covid-19.
Pasalnya, diperlukan lebih dari tiga tahun untuk bisa mencapai kondisi normal sebelum pandemi untuk permintaan penerbanagn domestik dan internasional.
"Ini merupakan tahun yang sulit bagi Tigerair ketika berita itu muncul," ujarnya.
Scurrah menjelaskan, menghentikan layanan bukan keputusan yang mudah, namun harus tetap dilakukan agar bisnis tetap menguntungkan.
Pada Februari saja, ia menyebut, lima rute domestik dihentikan, setelah Virgin Australia mengonfirmasi telah kehilangan hampir 100 juta dolar AS selama enam bulan sebelumnya.
Meski operasi dihentikan, Virgin Australia mengatakan, akan mempertahankan sertifikat operator udara sehingga dapat menghidupkan kembali maskapai bertarif rendah ketika pasar perjalanan liburan domestik pulih sepenuhnya.
Tigerair pertama kali terbang di Australia pada 2007, membawa penumpang dari Melbourne ke Gold Coast. Sejak itu, lebih dari 30 juta pelanggan telah menggunakan maskapai ini.
Sebelum 2017, ratusan warga Australia terbang ke Bali setiap harinya menggunakan Tigerair. Namun Tigerair kemudian memutuskan untuk menghentikan operasi penerbangan ke Bali secara permanen karena pemerintah Indonesia menolak persetujuan regulasi yang diajukan maskapai tersebut.
Pada Januari 2017, Tigerair pernah dikritik setelah 700 penumpang Australia terdampar di Bali karena pembatalan penerbnagan yang diakibatkan masalah persyaratan dan izin.
KOMENTAR ANDA