Sebagai sebuah negara strategis yang berada tidak hanya di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia juga terletak rapi di garis ekuator khatulistiwa.
Kondisi geografis Indonesia yang disebut-sebut sebagai the most broken up nation that spreading out along the equator line dan memiliki banyak pegunungan membuat sistem perhubungan menjadi urat nadi bagi Nusantara.
Dengan keistimewaan tersebut, Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim mengatakan, Indonesia harus berbangga diri dan tetap optimis di tengah tantangan global akibat pandemi Covid-19.
Berbicara dalam ceramah virtual menjelang peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) yang digelar oleh Kementerian Perhubungan (Kemhub) pada Rabu (16/9), Chappy memberikan motivasi pada insan perhubungan di tengah pandemi.
"Saat ini dunia tengah menghadapi tantangan global, tidak terkecuali negeri kita tercinta, Indonesia. Begitu masifnya badai Covid ini telah memunculkan rasa parno dan pesimistis dalam segenap lapisan masyarakat," paparnya.
Kondisi pandemi tersebut juga memicu dilematis. Pasalnya, ia katakan, protokol kesehatan yang diberlakukan ternyata memicu permasalahan baru terkait ekonomi.
Meski begitu, Chappy mengatakan, insan perhubungan Indonesia tidak boleh lengah. Sebagai sebuah negara yang telah berkali-kali mendapatkan tantangan dalam dunia perhubungan, Indonesia berhasil bangkit.
Dulu, KSAU periode 2002-2005 itu mengatakan, Indonesia pernah dimasukkan ke dalam kelompok negara kategori II oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) terkait standar keamanan internasional.
Selain itu, Indonesia juga mendapatkan sanksi larangan terbang dari Uni Eropa.
"Akan tetapi kita berjuang keras, tidak kurang dari 10 tahun akhirnya kita berhasil mengangkat marwah Indonesia," ujar Kepala Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) itu.
"Indonesia menunjukkan diri sebagai negara yang patut berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia," imbuhnya.
Dengan perjuangan insan perhubungan, Chappy menambahkan, Indonesia berhasil masuk kembali dalam kelompok kategori I.
"Penilaian akhir ICAO menunjukkan Indonesia sebagai bangsa tidak hanya comply dengan international safety standard, tapi telah mencapai penilaian yang dikategorikan above global avarage," paparnya.
Melihat tantangan-tantangan yang pernah dihadapi oleh Indonesia selama ini, ia percaya insan perhubungan tanah air dapat bangkit dan tetap produktif di tengah situasi pandemi.
"Kita dapat mempelopori menggelar ulang pasar udara domestik, menggelar ulang pariwisata domestik," imbuhnya.
"Kementerian Perhubungan berada dalam garda depan berjang melawan tantangan global menuju dunia baru," tandas Chappy.
KOMENTAR ANDA