Rusia kembali berada di depan dalam hal sistem persenjataan strategis yang canggih. Moskow mengaku telah meluncurkan rudal hipersonik yang selama ini diributkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Presiden Vladimir Putin mengungkap Rusia telah memiliki enam buah senjata canggih, termasuk rudal hipersonik yang diluncurkan dari udara Kinzhal dan kendaraan luncur hipersonik Avangard yang diluncurkan ICBM. Mengejutkannya, mereka telah diluncurkan pada 2018.
Hal tersebut Putin beberkan saat berbincang dengan direktur kehormatan dan perancang desain roket strategis NPO Mashinostroyenia, Herbert Efremov secara virtual pada Sabtu (19/8).
Ia berdalih, pengembangan sistem senjata hipersonik berkemampuan nuklir dilakukan sebagai tanggapan atas upaya AS yang membangun perisai rudal dan meningkatkan kekuatan pasukan NATO di perbatasan barat Rusia.
Selain itu, Rusia juga tidak punya pilihan lain, khususnya setelah pemerintahan Presiden George W. Bush menarik AS dari Perjanjian Anti-Balistik (ABM) pada 2002 yang bertujuan untuk melarang pembuatan pertahanan rudal.
"Penarikan Amerika dari Perjanjian ABM pada 2002 memaksa Rusia untuk mulai mengembangkan senjata hipersonik. Kami harus membuat senjata-senjata ini sebagai tanggapan terhadap penyebaran sistem pertahanan rudal strategis AS, yang akan mampu menetralkan dan membuat seluruh potensi nuklir kami menjadi usang," kata Putin, seperti dikutip <i>Sputnik</i>.
Putin mengatakan, selama beberapa dekade dirinya berusaha mengejar ketertinggalan hingga akhirnya Efremov dan timnya dapat mewujudkan ambisi tersebut.
Dengan begitu, ia menambahkan, saat ini Rusia memiliki senjata paling strategis di dunia, melampaui persenjataan yang ada dari setiap musuhnya.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia modern, negara ini memiliki jenis senjata paling modern, yang jauh lebih unggul dalam hal kekuatan, kekuatan, kecepatan dan, yang paling penting, dalam hal akurasi dibandingkan dengan semua yang ada sebelumnya dan ada hari ini," tekan Putin.
Sehari sebelumnya, Jumat (18/9), Trump mengatakan ia telah menerima informasi bahwa Rusia telah menciptakan rudal hipersonik.
"Mereka (Rusia) memiliki rudal, rudal super-duper-hipersonik. Ini lima kali lebih cepat dari rudal biasa," ujarnya saat berada di Bemidji, Minnesota.
Ia juga mengungkap, sistem persenjataan canggih tersebut Rusia dapatkan dari hasil mencurinya saat pemerintahan Presiden Barack Obama. Ia pun menuturkan, AS memilliki senjata yang lebih canggih dari rudal hipersonik Rusia itu.
"Rusia mendapatkan informasi itu dari pemerintahan Obama, Rusia mencuri informasi itu. Anda tahu itu, Anda tahu itu. Rusia mendapatkan informasi itu dan kemudian mereka membangunnya," jelasnya.
"Kami memiliki satu yang lebih cepat, lebih cepat dari itu," tambahnya.
Sementara itu, dalam sebuah pengarahan pada Mei tahun ini di gedung Putih, Trump mengatakan AS tengah mengerjakan rudal super yang mampu meluncur 17 kali lebih cepat dari rudal lain. Namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Belakangan ini, para pejabat senior AS mengakui bahwa negaranya sedang berusaha mengejar ketertinggalan Rusia dan China dalam domain senjata hipersonik.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan pada 7 Desember 2019, bahwa negaranya sedang merencanakan pengejaran dan menginvestasikan setiap dolar sebisa mungkin untuk mendapatkan kemajuan dalam senjata hipersonik.
KOMENTAR ANDA