Boeing 737 MAX diperkirakan akan kembali mengudara dalam beberapa pekan ke depan, setelah selama kurang lebih di-<i>grounded</i> karena kecelakaan fatal.
Boeing 737 MAX di-<i>grounded</i> pada Maret 2019 karena dua pesawatnya jatuh di Indonesia dan Ethiopia yang membuat 346 orang meninggal dunia.
Setelah itu, Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian penyelidikan dan sertifikasi ulang agar pesawat primadona tersebut dapat memasuki layanan kambali.
Sejumlah pemeriksaan paling ketat telah dilakukan, walaupun anggota Komite Transportasi di DPR dari Partai Demokrat terus mengutuk kesalahan Boeing dan FAA.
Dimuat <i>Business Insider</i> pada Sabtu (19/9), hanya ada beberapa tahap lagi sebelum Boeing 737 MAX dapat kembali mengudara.
Sebelumnya, pada akhir Juni hingga awal Juli, Boeing sudah menyelesaikan penerbangan sertifikasi ulang pesawat dengan FAA yang sangat ketat. Pasalnya, insinyur Boeing dan FAA menguji berbagai perubahan yang dilakukan pada jet tersebut.
Hingga pada 3 Agustus, FAA mengeluarkan pemberitahuan perubahan yang harus Boeing lakukan sebelum pesawat masuk layanan. Perubahan yang sulit tersebut harus dilakukan dalam kurun waktu 45 hari.
Di antara perubahan tersebut, operator 737 MAX diminta untuk menginstal sistem perangkat lunak yang diperbarui pada komputer kontrol penerbangan pesawat, mengikuti desain ulang besar-besaran ke komputer, dan mengunggah perangkat lunak baru untuk sistem tampilan pesawat.
Selain itu, operator 737 Max akan diminta untuk menggunakan manual penerbangan yang telah direvisi, memasang kabel baru untuk stabilisator horizontal pesawat, menyelesaikan tes sistem sensor sudut serangan setiap pesawat, dan melakukan uji terbang operasional.
Dalam laporan awalnya, FAA menyebut perubahan tersebut penting dilakukan untuk menghindari dua kecelakaan fatal yang telah terjadi sebelumnya
Perubahan sendiri telah dilakukan. Saat ini, FAA bersama dengan Badan Evaluasi Operasional Bersama (JOEB) yang terdiri dari regulator dan pilot dari AS, Kanada, Brasil, dan Uni Eropa tengah melakukan peninjauan.
Peninjauan dimulai sejak Senin (14/9) dan akan berlangsung selama sembilan hari.
Setelah itu, hasilnya akan dimasukkan ke dalam rancangan oleh Badan Standardisasi Penerbangan (FSB) FAA yang menetapkan pelatihan minimum yang dibutuhkan untuk pilot. Hasilnya dipublikasikan dan terbuka untuk komentar publik selama 15 hari.
"Keseluruhan proses, dari awal pertemuan JOEB hingga akhir tinjauan FSB, memakan waktu kira-kira 30 hari dari awal sampai akhir," ujar administrator FAA Stephen Dickson.
KOMENTAR ANDA