Departemen Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) telah meresmikan Rancangan Undang-Undang (RUU) bantuan untuk maskapai penerbangan guna menghentikan rencana mereka untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
RUU tersebut diresmikan oleh DPR pada Senin malam (28/9), di mana pemerintah menyediakan 2,2 triliun dolar AS sebagai bantuan untuk pandemi Covid-19, seperti dimuat <i>Reuters</i>.
Sebanyak 28,3 miliar dolar AS dari total bantuan tersebut digunakan untuk sektor penerbangan. Termasuk 25 miliar dolar AS untuk maskapai dan 3 miliar dolar AS untuk operator kargo, dengan ketentuan yang sama seperti paket pertama pada Maret.
Selain itu, sebanyak 13,5 miliar dolar AS digunakan untuk bandara serta bantuan untuk sektor lain. Sebanyak 120 miliar dolar AS untuk restoran dan 75 juta dolar AS untuk memastika layanan udara penumpang terjadwal ke komunitas kecil.
RUU tersebut diresmikan sebelum Program Dukungan Penggajian akan berakhir pada Rabu (30/9). Sehingga puluhan ribu orang diperkirakan akan mengalami kehilangan pekerjaan pada Kamis (1/10).
"Kami tetap berharap Kongres akan bertindak cepat sebelum Program Dukungan Penggajian saat ini berakhir pada 30 September untuk mempertahankan pekerjaan pramugari, pilot, mekanik, agen gerbang, dan lainnya," ujar CEO Airlines for America, Nicholas Calio.
Presiden Internasional Pramugari-CWA Sara Nelson menyebut proposal itu, yang mencakup 25 miliar dolar AS bagi maskapai penerbangan untuk tetap membayar pekerja selama enam bulan ke depan, langkah signifikan dan serius dalam negosiasi.
"Itu membuat kesepakatan tentang tagihan bantuan penuh sangat mungkin pada waktunya untuk menyelamatkan pekerjaan kami," ujarnya.
United Airlines dan American Airlines sendiri diperkirakan akan memotong lebih dari 30 ribu karyawan pada Kamis (1/10), dan puluhan ribu lainnya telah setuju untuk cuti sukarela.
KOMENTAR ANDA