post image
United Airlines terancam merumahkan karyawannya/Net
KOMENTAR

American Airlines dan United Airlines akan memberhentikan 32 ribu karyawan setelah anggota parlemen dan Gedung Putih gagal menyetujui paket bantuan pandemi untuk maskapai penerbangan.

CEO American Airlines Doug Parker mengatakan bahwa jika Washington berhasil membuat kesepakatan dengan 25 miliar dolar untuk maskapai penerbangan selama beberapa hari ke depan, maka perusahaan tidak akan mencutikan 19 ribu karyawan dan kembali meminta karyawan bekerja.

United mengatakan, kebuntuan memaksanya mencutikan 13 ribu pekerjanya. Pihaknya mengatakan kepada para pemimpin di pemerintahan Trump dan Kongres bahwa jika bantuan dana untuk membayar upah karyawan disetujui dalam beberapa hari ke depan, itu akan dapat membantunya membatalkan keputusan mencutikan pekerja, seperti dikutip dari CBS, Kamis (1/10).

Langkah yang dilakukan oleh dua dari empat maskapai penerbangan terbesar di negara itu merupakan yang pertama, dan kemungkinan menjadi langkah terbesar,  dari pemutusan hubungan kerja di industri dalam beberapa hari mendatang.

Pegawai dan eksekutif maskapai penerbangan membuat banding ke Kongres dan ke pemerintahan Trump untuk menghindari keputusan PHK dan cuti. Federal sendiri melarang adanya PHK, syarat putaran bantuan federal sebelumnya, yang berakhir Kamis.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pada Rabu (30/9) malam bahwa pemerintah ingin membantu hotel, maskapai penerbangan, dan sekolah. Dia mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan Ketua DPR Nancy Pelosi, tetapi dia juga mengisyaratkan bahwa Gedung Putih tidak ingin bantuan itu melebihi angka yang disanggupi pemerintah.

Sara Nelson, Presiden Asosiasi Pramugari, mengatakan dia masih mengharapkan tindakan Kongres karena mayoritas di DPR dan Senat telah mengisyaratkan dukungan untuk lebih banyak bantuan maskapai penerbangan.

"Dana talangan akan membuat pekerja maskapai tetap bekerja akan lebih murah bagi pemerintah daripada menempatkan mereka di garis pengangguran selama pandemi," kata Nelson.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews