Sinyal baik belum didapatkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang masih mengalami kerugian pada kuartal III 2020.
Merosotnya permintaan penerbangan di tengah pandemi Covid-19 membuat pendapatan perseroan menjadi tersungkur.
Menurut dari laporan keuangan kuartal III 2020 yang dirilis pada Kamis (5/11), perusahaan mengalami rugi bersih sebesar 67,8 persen, yaitu 1,07 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 15,2 triliun (Rp 14.200/dolar AS).
Angka tersebut jauh dari pendapatan perusahaan pada periode yang sama tahun lalu, di mana GIAA mendapatkan laba bersih hingga 122,42 juta dolar AS.
Pendapatan penerbangan berjadwal untuk kuartal III 2020 terhitung sangat anjlok dari tahun sebelumnya, yaitu dari 2,79 miliar dolar AS menjadi hanya sebesar 917,28 juta dolar AS.
Pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal bahkan hanya sekitar seperenam dari periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal III 2020, GIAA hanya mampu mendapatkan 46,92 juta dolar AS, jauh lebih kecil dari tahun lalu senilai 249,91 juta dolar AS.
Totalnya, hingga September 2020, GIAA hanya mendapatkan 1,13 miliar dolar AS. Itu sekitar sepertiga dari periode yang sama pada 2019 yang mencapai 3,54 miliar dolar AS.
Meski begitu, beban usaha sendiri berhasil turun 31,7 persen menjadi 2,24 miliar dolar AS dari sebelumnya 3,28 miliar dolar AS.
Hal yang sama juga dilakukan untuk beban operasional yang dipangkas hingga 32,64 persen menjadi 1,3 miliar dolar AS dari sebelumnya 1,93 miliar dolar AS.
KOMENTAR ANDA