Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Diperlukan banyak hal untuk membangkitkan kembali nyawa industri ini.
Mempersiapkan kebangkitan industri penerbangan, Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) menggelar webinar bertajuk "Optimalisasi SDM Penerbangan Indonesia Untuk Masa Depan Dunia" yang digelar pada Rabu (31/3).
Webinar tersebut menghadirkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua PSAPI Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara Kemenhub Captain Novyanto Widadi, hingga pengamat penerbangan Samudra Sukardi.
Dalam sambutannya, Chappy Hakim menyampaikan bahwa saat ini pandemi Covid-19 dan dampaknya merupakan tantangan yang tidak dapat dihindari. Alih-alih menghindar, diperlukan strategi untuk mengatasinya.
Sementara itu, Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk membangkitkan industri penerbangan di tanah air diperlukan kolaborasi dan perkembangan teknologi.
Di era industri 4.0, Budi menjelaskan, teknologi aviasi semakin canggih. Terlihat dengan munculnya drone, urban-air mobility, mobil terbang, pesawat elektrik, atau juga automation dalam sistem pesawat.
Untuk menghadapi situasi tersebut, ia menggarisbawahi pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan tanggap.
“Kita harus siap menyerap kecepatan teknologi kedirgantaraan yang baik, tetapi juga harus bisa menyikapi dengan bijak agar tidak menimbulkan ancaman bahaya baru bagi penerbangan. Baik aspek keselamatan maupun keamanan," ujar Budi.
Budi sendiri optimis dengan SDM Indonesia. Lantaran banyak SDM penerbangan Indonesia yang terbukti andal dan diakui kompetensinya di dunia penerbangan internasional.
Mantan Direktur Informasi dan Teknologi PT Garuda Indonesia, Samudra Sukardi pun memberikan pernyataan senada.
Ia menggambarkan dunia penerbangan saat ini berada dalam turbulensi Covid-19. Seperti halnya turbulensi pada pesawat yanng akan berakhir, Covid-19 pun akan selesai meski tidak tahu kapan.
Captain Novyanto sendiri menyoroti bagaimana Covid-19 meluluhlantahkan bisnis penerbangan, dengan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ia juga mengatakan pentingnya mengoptimalkan SDM penerbangan. Ia juga mengungkap sempat membuat program pola pembibitan untuk calon aparatur sipil negara (ASN) yang nantinya akan menjadi inspektor, instruktur penerbang, dan penerbang helikopter.
Nantinya mereka akan dididik menjadi seorang pilot mendapat gelar D-4 dan lulus otomatis menjadi ASN bergolongan 3A atau setara letnan dua di TNI atau inspektur dua di Polri.
KOMENTAR ANDA