post image
Chappy Hakim/Ist
KOMENTAR

Buruknya situasi yang dialami oleh Merpati Nusantara Airlines (MNA) dan Garuda Indonesia ikut menjadi perhatian Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.

Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) itu menyampaikan keprihatinan atas nasib karyawan MNA yang belum mendapatkan hak pesongan yang telah dijanjikan perusahaan.

"Sebagai pilot AURI (Angkatan Udara RI) yang pernah tugas terbang di MNA, turut prihatin terhadap pilot dan karyawan MNA yang nasibnya terkatung-katung," ujar Chappy, kepada Zona Terbang, Sabtu (26/6).

Selain itu, anggota kehormatan Asosiasi Pilot Garuda (APG) itu juga turut sedih dengan situasi yang dialami Garuda Indonesia saat ini.

"Semoga semua dapat segera selesai dengan baik," tambahnya.

Ribuan mantan karyawan MNA mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo untuk menuntut pencairan pesangon senilai Rp 318,17 miliar yang telah dijanjikan perusahaan untuk dicicil setelah mereka diberhntikan selama pandemi.

Ketua Paguyuban Pilot Eks Merpati (PPEM) Anthony Ajawila menyebut Rp 318,17 miliar tersebut merupakan cicilan kedua pesangon untuk 1.233 mantan karyawan. Selain itu juga terdapat Rp 94,88 miliar yang merupakan manfaat pensiun untuk 1.744 orang.

Sementara itu, Garuda Indonesia terancam mengalami kebangkrutan setelah utangnya berlipat ganda dari Rp 20 triliun menjadi Rp 70 triliun selama pandemi.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews