post image
KOMENTAR

Airbus GetJet Malta hampir saja mengalami kecelakaan fatal karena terbang terlalu rendah saat hendak mendarat di Bandara Charles de Gaulle, Paris, tangga 23 Mei lalu.

Biro Penyelidikan dan Analisis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil (BEA) Prancis menyebut kejadian yang dialami pesawat yang terbang dari Bandara Arlanda di  Stockholm itu sebagai "insiden serius”.

Airbus A320-200 yang berusia 22 tahun dengan nomor registrasi 9H-EMU melayani rute penerbangan D8-4311 dari Arlanda (ARN) ke Charles de Gaulle (CDG). Pada fase Required Navigation Performance (RNP) pesawat mendekati landasan pacu CDG 27R.

Terjadi kesalahan komunikasi antara kru pesawat dengan ruang kontrol di darat.

Disebutkan bahwa kru memilih indikasi tekanan yang salah pada altimeter. Alih-alih QNH 1001 hectoPascal (hPa), ruang kontrol mengatakan kepada mereka 1011 hPa.

Karena itu, pesawat mendekati landasan dengan ketinggian 250 kaki. Ini tentu saja mengaktifkan Peringatan Ketinggian Aman Minimum atau Minimum Safe Altitude Warning (MSAW). Untuk menghindar dari kecelakaan, kru pesawat berputar di ketinggian rendah (low-altitude go-around)  sekitar 1NM sebelum ambang landasan pacu tanpa kontak visual dengan tanah.

Pesawat kemudian mencapai ketinggian minimal 405 kaki menurut QNH 1001 hPa, yang menurut pengaturan QNH 1011 hPa akan terbaca sebagai 679 kaki.

Aviation Herald yang melaporkan peristiwa ini pertama kali mengatakan, altimeter radio menunjukkan angka enam kaki di atas permukaan tanah.

Setelah melakukan kontak dengan menara kontrol, pesawat kembali naik ke ketinggian 5.000 kaki dan berputar-putar untuk melakukan upaya lain.

Sampai saat itu, kesalahan pada pengaturan altimeter tidak ditemukan atau dikomunikasikan. Dengan demikian, pesawat kembali turun terlalu rendah untuk pendekatan kedua. Manuver kedua ini kembali memicu alarm MSAW, disebutkan  3,1NM sebelum ambang landasan pacu.

Untungnya pada kesempatan ini pilot melakukan kontak visual dengan tanah dan dapat memperbaiki lintasan pesawat. Pesawat mendarat dengan selamat 16 menit setelah go-around pukul 13:58.

Alarm Sistem Peringatan dan Kesadaran Medan atau Terrain Awareness and Warning System (TAWS) untuk mencegah benturan dengan tanah yang tidak disengaja tidak berbunyi selama kejadian ini.

Simple Flying berusaha untuk menghubungi pihak operator Norwegian dan GetJet Airlines. Namun sampai saat berita ini diturunkan, Simple Flying hanya mendapatkan penjelasan dari maskapai penerbangan murah Skandinavia  dengan pernyataan berikut:

"Kami berkomitmen untuk memastikan operasi yang aman dan semua perusahaan yang kami sewa adalah maskapai penerbangan Eropa, disetujui oleh otoritas penerbangan Eropa dan Norwegia. Perusahaan-perusahaan ini mengikuti peraturan keselamatan Eropa, sama seperti Norwegia. Kami sekarang sedang berdialog dengan maskapai tentang situasinya."

GetJet Airlines adalah grup maskapai penerbangan Lithuania yang mencakup Airhub Airlines yang berbasis di Malta. GeetJet Airlines memiliki armada campuran, sementara Airhub Airlines mengoperasikan armada Airbus yang dari tiga Airbus A320-200, dua A330-300, satu A330-900, dan tiga A340-300. Dalam waktu dekat maskapai ini akan menerima dua A320 bekas dan satu A340.

Adapun A320-200 yang terlibat dalam insiden tersebut disewa dari maskapai utama, di mana ia dulu terdaftar sebagai LY-FOX.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews