Sepanjang tahun 2021 lalu, group yang bergabung dengan Garuda Indonesia mengangkut 10,9 juta penumpang. Dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini relatif sama.
Hal ini terlihat dalam Laporan Tahunan Garuda 2021 yang baru dirilis.
Jumlah penumpang berhasil dipertahankan kendati di tahun lalu terjadi peningkatan bahkan puncak dari pandemi Covid-19 yang diikuti dengan berbagai pembatasan perjalanan khususnya dengan menggunakan moda transportasi udara.
Di dalam laporan itu disebutkan bahwa dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Garuda telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk memastikan langkah pemulihan kinerja yang merupakan imbas dari penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan.
Langkah tersebut antara lain dengan restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang maupun jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya.
Selain itu, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, berbagai langkah strategis tersebut turut diselaraskan dengan proses restrukturisasi kewajiban usaha melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan telah mencapai tahapan homologasi pada Juni 2022 lalu secara bertahap mulai mencatatkan peningkatan kinerja usaha secara positif baik dari segi cost structure, hingga kemampuan Perusahaan dalam memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya.
"Hal ini yang terus kami optimalkan melalui pengembangan business plan Perusahaan dalam jangka panjang yang kami harapkan dapat menavigasi kinerja korporasi yang semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan," kata Irfan dalam keterangan hari ini (Kamis, 14/7).
Irfan juga menjelaskan tahun 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan Perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda.
"Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan Perusahaan di tahun 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," sambung Irfan.
Kinerja Garuda selama lebih dari dua tahun mengalami tekanan dan berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan.
Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia. Hal ini, menurut Irfan, berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun 2021.
KOMENTAR ANDA