post image
KOMENTAR

Operasi militer khusus yang dilancarkan Rusia ke wilayah Ukraina ikut mempengaruhi harga bahan bakar avtur di pasar global dan domestik.

Bagaimanapun juga, sebagai negara pengimpor minyak, harga bahan bakar termasuk avtur di Indonesia sangat dipengaruhi oleh dinamika di lingkungan global.

Demikian antara lain disampaikan Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, ketika berbicara dalam diskusi “Harga Avtur Terus Meroket. Bagaimana Nasib Transportasi Udara? yang digelar Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI), Minggu (17/7).

"Market global yang memang sangat mempengaruhi harga daripada bahan bakar minyak khususnya avtur ini. Harga minyak mentah di pasar global meningkat cukup tajam,” kata Riva.

Dia menjelaskan, dalam kuartal pertama tahun 2022 harga minyak mentah dunia masih di harga 60 ribu dolar AS per barrel. Namun setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, harga minyak dunia meningkat tajam hampir 50 persen.

“Sampai saat ini itu stabil berada di atas 100 ribu dolar AS perbarrel. Tentu saja tidak balance antara supply dan demand. Ini juga karena belum mampunya OPEC meningkatkan produksi sehingga hal ini tetap menjaga harga minyak mentah yang stabi di angka 100 atau bahkan di atas 100 dolar AS per barrel,” kata dia.

Riva mengatakan, meskip avtur diproduksi di dalam negeri, namun Pertamina masih mengandalkan impor minyak mentah.

Riva juga menjelaskan, pengurangan suplai gas asal Rusia juga berdampak kepada bahan bakar  pengganti dalam hal ini solar.

 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews