Uni Emirat Arab tengah bergegas hendak mencatatkan namanya sejajar dengan negara-negara lain yang telah tercatat sebagai penakluk ruang angkasa.
Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan hari Minggu kemarin (17/7) mengumumkan bahwa pemerintahannya telah menyediakan anggaran sebesar 3 miliar dirham, atau setara 186 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,8 triliun. Dana itu akan digunakan untuk memperluas kemampuan UEA berkembang di sektor vital ini sambil mempercepat inovasi dalam kelestarian lingkungan.
Menteri Negara Pendidikan Publik dan Teknologi Canggih dan Ketua Badan Antariksa UEA, Sarah Al Amiri, mengatakan, dana tersebut akan mengarah pada pekerjaan baru, mendukung penelitian, dan menciptakan pemimpin baru dalam teknologi.
"Rencana dan program jangka panjang untuk pengembangan sektor antariksa Emirates ada untuk menciptakan peluang ekonomi, pekerjaan baru, dan membantu mendanai kemitraan global dan pemimpin baru dalam teknologi, ilmu antariksa, dan teknik di UEA," kata Menteri Al Amiri.
"Kami merencanakan masa depan cerah yang penuh dengan tantangan dan peluang baru bagi generasi muda kami - dan dana ini tepat sasaran untuk membangun peluang kerja sama internasional dalam membangun perusahaan Emirat,” sambungnya lagi.
Dana tersebut akan mendorong kemitraan antara perusahaan internasional dan lokal, memberi mereka insentif sebagai bagian dari Program Zona Ekonomi Luar Angkasa Badan Antariksa UEA, kata sebuah pernyataan.
Program pengembangan satelit enam tahun akan melihat peluncuran satelit pertama dalam tiga tahun, waktu yang jauh lebih cepat untuk diluncurkan daripada yang mungkin dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip desain satelit pengamatan bumi tradisional.
Satelit Sirb - Sirb adalah istilah Arab untuk sekawanan burung - akan dibangun melalui sejumlah kemitraan antara sektor publik dan swasta Emirat bersama dengan pemain internasional.
Pengajuan akan dibuka untuk berbagai peluang pengembangan dan konstruksi sebagai bagian dari rencana pengembangan konstelasi, peluncuran, operasi dan komersialisasi.
Pernyataan itu mengatakan bahwa proyek tersebut memberikan peluang kepada mitra sektor swasta untuk menjembatani kesenjangan antara Misi Mars Emirates dan Misi Beyond Mars ke Venus dan Sabuk Asteroid Utama, yang akan diluncurkan pada 2028.
Lebih lanjut Menteri Al Amiri mengatakan, "Teknologi SAR melompati satelit pencitraan tradisional, memberikan pencitraan yang lebih kuat menggunakan teknologi radar X-band, memungkinkan kami untuk melanjutkan pengamatan siang dan malam, melalui kabut dan tutupan awan serta menggabungkan pengamatan untuk membuat gambar data besar.”
"Satelit skala kecil ini lebih gesit, lebih cepat untuk dikembangkan, dan lebih kuat - sebuah indikator dari jenis sistem generasi baru yang sekarang dimungkinkan oleh teknologi,” demikian katanya.
KOMENTAR ANDA