Harga avtur merupakan komponen yang sangat besar dalam operasional penerbangan. Menurut Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) Alvin Lie, sekitar 30 sampai 40 persen biaya penerbangan ditopang oleh harga avtur.
Maka, jangan heran bila kenaikan harga avtur pada akhirnya akan dibebankan maskapai kepada calon penumpang dalam bentukan kenaikan harga tiket.
GM Commercial Support Lion Air Group Saleh Alatas mengamini hal ini: kenaikan harga avtur mendominasi kenaikan biaya operasional pesawat.
“Seperti kita tahu bersama harga tiket yang kita (Lion Air Group) jual juga sangat terasa (mahal). Karena, hal ini tentu didasari oleh kenaikan harga avtur yang mana harga avtur ini memang mendominasi biaya operasional,” kata Saleh dalam diskusi virtual “Harga Avtur Terus Meroket, Bagaimana Nasib Transportasi Udara?” yang diselenggarakan APJAPI, Minggu (17/7).
Dia mengatakan, jika pemerintah mampu menekan harga avtur, maka harga tiket pesawat terbang akan bisa stabil.
Namun demikian kenaikan harga avtur yang telah mendorong kenaikan harga tiket tidak menghentikan ekspansasi maskapai. Termasuk di Lion Air Group. Baru-baru ini, Batik Air yang merupakan anak perusahaan Lion Air Group membuka rute internasional baru yang menghubungkan Kualanamu (KNO) dengan Kuala Lumpur (KUL).
Ini mengindikasikan bahwa maskapai cukup yakin, masyarakat memiliki daya beli yang memadai untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dengan menggunakan jasa angkutan pesawat.
KOMENTAR ANDA