Kecelakaan pesawat latih yang dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara, T-50i Golden Eagle di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Senin (18/7), turut menyita perhatian pengamat militer, Connie Rahakundinie.
Apalagi, peristiwa ini menambah daftar kecelakaan T-50i Golden Eagle milik TNI AU buatan Korea Aerospace Industries (KAI) bekerjasama dengan Lockheed Martin menjadi 4 kali. Di mana pesawat ini dibeli Indonesia di tahun 2011 sebanyak 16 unit dan secara resmi memperkuat TNI AU sejak tahun 2013.
Mula-mula Connie Rahakundinie mengurai pandangannya tentang pelatihan militer. Kata dia, pesawat advanced trainer seperti T50 atau HS/BAe Hawk merupakan sistem filter pilot sebelum menuju pesawat tempur.
“(Artinya) ada acceptability ketika tingkat kecelakaannya secara alamiah lebih tinggi di level training lanjut ini daripada di pesawat tempur baik, tempus strategis (TS) maupun tempur taktis (TT),” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/7).
Connie mengingatkan bahwa pesawat tempur jenis TS atau TT memang jauh lebih prioritas untuk frontline combat. Selain itu, harganya juga jauh lebih mahal. Artinya, ketika sudah menggunakan pesawar TS atau TT, pilot sudah harus menguasai kendali dengan baik sehingga tidak boleh ada lagi kesalahan terjadi.
"Meskipun demikian, tiap kecelakaan di level advanced trainer memerlukan penyelidikan, analisis, dan jadi pelajaran. Untuk selanjutnya diperbaiki serta dicegah atau kurangi risikonya,” katanya.
Terlepas dari itu, Connie menilai bahwa pesawat advanced trainer tetap harus dibeli dalam jumlah banyak.
“Tujuannya, untuk menggantikan attrition losses-nya,” demikian Connie.
KOMENTAR ANDA