Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat (DSCA) telah menyetujui penjualan 35 unit jet tempur F-35A senilai 8,4 miliar dolar AS kepada Jerman. Pesawat-pesawat tempur siluman ini ditugaskan Angkatan Udara Jerman untuk membawa 20 bom nuklir NATO.
Izin penjualan pesawat buatan Lockheed Martin itu disampaikan DSCA dalam pengumuman pada 28 Juli lalu.
Selain 35 pesawat tempur siluman F-35 ini, Jerman juga memesan mesin Pratt & Whitney F-135-PW-100, dukungan perawatan, pelatihan, dan berbagai persenjataan, termasuk rudal udara-ke-udara dan rudal udara-ke-permukaan, serta bom.
Pada 14 Maret 2022, Kementerian Pertahanan Federal Jerman mengatakan kepada parlemen bahwa mereka telah memutuskan F-35 sebagai pengganti Panavia Tornado yang berkemampuan nuklir. Dengan demikian, armada F-35 ini akan menjadi pesawat yang ditunjuk Luftwaffe untuk membawa 20 bom nuklir B61 buatan AS yang disimpan di Jerman sebagai bagian dari pembagian nuklir NATO.
Sertifikasi nuklir untuk F-35A sedang berlangsung. Pada Agustus 2021, Angkatan Udara Amerika Serikat menyelesaikan demonstrasi sistem senjata pertama dengan menjatuhkan B61-12 Joint Test Assemblies (JTA) dari dua jet F-35A.
Misi nuklir-pencegah biasanya membutuhkan bantuan kemampuan jamming untuk melawan sistem Anti-Access/Area Denial dan menembus wilayah musuh.
Sejalan dengan pesanan F-35, pemerintah Jerman mengumumkan bahwa tambahan 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam varian ECR SEAD (untuk Peran Tempur Elektronik-Penindasan Pertahanan Udara Musuh) akan diperintahkan untuk mengambil alih misi peperangan elektronik Tornado.
KOMENTAR ANDA