post image
Pertemuan Menlu ASEAN dan Rusia di Phonm Pehn, Kamboja.
KOMENTAR

Rasa kecewa terbaca jelas dalam cuitan Duta Besar Ukraina untuk Republik Indonesia, Vasyl Hamianin, di akun Twitter miliknya, @VHamianin.

Dalam kicauannya itu, Dubes Hamianin menyatakan terkejut membaca pernyataan Kementerian Luar Negeri RI di akun @Kemlu_RI terkait pertemuan ASEAN-Rusia.

It was a surprise to read the statement by @Kemlu_RI on russia-ASEAN meeting,” tulisnya.

Dubes Hamianin bertanya, apa kebijakan Moskow yang sejalan dengan prinsip “perdamaian dan kesejahteraan.”

“Bukankah Rusia yang melanggar semua aturan internasional yang dapat dibayangkan, juga prinsip dan Piagam PBB?" tanya dia lagi.

"Rusia adalah negara teroris,” tegas Dubes Hamianin.

Pernyataan Kemlu RI yang dikecam itu dituit oleh akun Twitter @Kemlu_RI. Di berita yang dimuat di laman website Kemlu RI disebutkan bahwa setelah 25 tahun menjalin kemitraan, Indonesia berharap  kemitraan ASEAN dan Rusia dapat membawa perdamaian dan kemakmuran yang berdasarkan Piagam PBB, Piagam ASEAN dan prinsip-prinsip hukum internasional.

Hal itu disampaikan Menlu RI Retno LP Marsudi dalam ASEAN-Russia Ministerial Meeting, di Phnom Penh, Jumat (4/8).

“Dengan penghormatan terhadap prinsip-prinsip ini, maka kemitraan ASEAN-Rusia akan berlangsung lebih langgeng,” lanjut Menlu Retno.

Juga disebutkan, di dalam pertemuan, Menlu Retno juga menyampaikan kembali harapan Indonesia agar konflik di Ukraina dapat diselesaikan secara damai. Harapan ini juga disampaikan saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Putin pada bulan Juli lalu. Indonesia tidak akan berhenti untuk terus mendorong penyelesaian damai perang di Ukraina.


Pemburu Yahudi

Sebelumnya

Teguh Santosa: Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Global Politics