post image
KOMENTAR

China diyakini akan melakukan serangan kilat 48 jam untuk mengambil alih Taiwan dengan paksa, sehingga Barat tidak punya waktu untuk memberikan respons.

Strategi serangan kilat ini tampaknya yang dipelajari oleh Xi Jinping dari kegagalan Vladimir Putin di Ukraina.

Para pemimpin China dilaporkan telah menyimpulkan bahwa dibutuhkan setidaknya dua hari bagi para pemimpin Barat untuk merespons dengan baik serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Sehingga dua hari adalah jendela waktu penting untuk meluncurkan serangan habis-habisan.

"Presiden Xi percaya bahwa dengan gagal merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintahan Volodymyr Zelensky dalam 48 jam pertama perang, Rusia membiarkan pintu terbuka lebar untuk dukungan barat yang signifikan," tulis The Independent, mengutip sumber-sumber diplomatik.

Xi tampaknya menghindari kesalahan yang sama, yaitu memicu perang yang panjang dan berlarut-larut yang justru menjadi bumerang.

Sejak Kamis (4/8), China telah menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan yang disebut-sebut sebagai simulasi untuk meluncurkan serangan.

Latihan militer digelar sebagai bentuk kemarahan Beijing setelah Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.


Pemburu Yahudi

Sebelumnya

Teguh Santosa: Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Global Politics