Setidaknya satu orang tewas saat serangkaian ledakan terjadi di bandara militer Krimea yang dikuasai Rusia, Selasa (9/8). Disebutkan, suara ledakan terdengar setidaknya sepuluh kali. Otoritas Rusia yang berkuasa mengatakan ledakan tidak terjadi karena serangan Ukraina, melainkan karena kegagalan sistem keamanan.
Jumlah korban tewas disampaikan Kepala Otoritas Krimea yang ditunjuk Rusia, Sergei Aksyonov. Sejauh ini identitas korban belum diumumkan.
Sementara itu, berbagai media mengabarkan setidaknya lima orang termasuk seorang anak terluka.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya bahwa ledakan amunisi penerbangan menyebabkan ledakan tanpa menjelaskan siapa atau apa yang memicu ledakan tersebut.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia itu menyiratkan bahwa lapangan terbang tersebut tidak menjadi sasaran dalam serangan dan mengatakan bahwa tidak ada yang terluka.
Penyebab utama tampaknya adalah “pelanggaran persyaratan keselamatan kebakaran,” ujar Kementerian Pertahanan dalam keterangan itu.
Juga dikatakan olehnya tidak ada pesawat tempur yang rusak kendati serangkaian ledakan mengakibatkan kebakaran hebat.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengatakan tidak tahu apa yang menyebabkan ledakan. Tetapi menurut Ukraina, bisa saja Rusia menggunakan insiden itu sebagai propaganda.
Mykhaylo Podolyak, salah seorang penasihat Presiden Volodymyr Zelenskiy, kepada televisi online Dozhd mengatakan, Ukraina tidak bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
"Tentu saja tidak. Apa yang harus kita lakukan dengan ini?" ujarnya.
Sementara Zelenskiy menanggapi serangan itu dengan bersumpah untuk merebut kembali Krimea dari Rusia.
“Perang Rusia melawan Ukraina dan melawan seluruh Eropa yang merdeka dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan pembebasan Krimea,” kata Zelenskiy dalam pidato video malam hari setelah peristiwa.
“Hari ini tidak mungkin untuk mengatakan kapan ini (pembebasan Krimea) akan terjadi. Tapi kami terus menambahkan komponen yang diperlukan untuk formula pembebasan Krimea,” tegasnya.
Rusia secara ilegal mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan pada 24 Februari lalu kembali menginvasi Rusia.
KOMENTAR ANDA