Restrukturisasi di tubuh maskapai pelat merah Garuda Nasional tersendat. Kementerian Keuangan masih ogah mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun untuk perusahaan burung besi itu.
Padahal, PNM sebesar Rp 7,5 triliun itu sangat dibutuhkan untuk membantu kinerja korporasi di tengah upaya bangkit pasca pandemi dan kenaikan harga avtur.
Karena kebutuhkan akan PNM itu sudah mendesak, Menteri Negara BUMN Erick Thohir pun meminta agar Menteri Keuangan Sri Mulyani segera mengucurkannya.
Permintaan ini disampaikan Erick Thohir di sela menghadiri pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di kompleks Senayan, Selasa (16/8).
Selain untuk restrukturisasi keuangan, Garuda Indonesia juga memerlukan uang itu untuk menjaga agar tarif tiket pesawat sesuai dengan aturan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB). Belum lagi ada sejumlah kebijakan penunjang yang terkait dengan komponen harga tiket lainnya yang harus ikut ditopang, di tengah kenaikan harga avtur.
Erick juga menjelaskan ada tiga komponen yang menentukan harga tiket pesawat. Pertama adalah harga avtur, kedua kedua adalah jumlah pesawat yang dapat dioperasikan, dan terakhir jumlah pesawat yang mau dibeli juga tidak banyak karena Boeing dan Airbus yang merupakan dua pabrikan utama pesawat terbang komersial sipil sedang melakukan pengetatan.
KOMENTAR ANDA