Sebuah kontrak pembuatan helikopter bersenjata ringan telah ditandatangani pemerintah Korea Selatan dengan perusahaan dalam negeri Korea Aerospace Industries (KAI) pada Rabu (28/12).
Menurut laporan The Korean Herald, kesepakatan itu akan memakan biaya sebesar 302 miliar won atau setara Rp 3,6 triliun.
Nantinya, KAI akan mulai mengirimkan helikopter pada tahun 2024, bersama dengan pelatihan, perawatan, dan suku cadangnya.
Pesawat akan digunakan untuk melakukan berbagai misi termasuk serangan ringan, dukungan udara jarak dekat, pengawalan, dan transportasi pasukan.
Helikopter tersebut juga akan dipersenjatai dengan senapan mesin menara 20 milimeter, peluru kendali udara-ke-permukaan, dan roket. Di samping juga dilengkapi dengan kokpit digital dan layar multi-fungsi.
Armada ini akan ditautkan dengan data taktis Angkatan Darat Korea.
Kebijakan pembelian dilakukan setelah Defense Acquisition and Program Administration menyetujui rencana 5,75 triliun won atau Rp 71,3 triliun untuk memproduksi helikopter secara massal hingga tahun 2031.
Helikopter itu akan menggantikan helikopter serang 500MD dan Bell AH-1S Cobra asal Amerika Serikat yang sudah tua dan menjadi helikopter domestik kedua Korea setelah helikopter utilitas KUH-1 Surion milik KAI.
KOMENTAR ANDA