Korea Selatan menunjukkan komitmennya untuk memajukan kemampuan pertahanan nasional dengan menggabungkan inovasi teknologi dan keahlian militer, menciptakan platform pengintaian yang dapat merespons cepat terhadap dinamika keamanan regional. Tantangan dan peluang di masa depan tampaknya akan membentuk narasi baru dalam evolusi pertahanan Korea Selatan.
Senin (29/1/2024), seperti dikutip dari KoreaKini.id, Korea Selatan mengumumkan ambisinya untuk mengembangkan pesawat pengintai tak berawak yang dapat dioperasikan dari kapal perang pada 2028 nanti. Langkah ini disampaikan oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) pada Senin (29/1/2024) sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan akan pengawasan dan pengintaian terhadap ancaman dari Korea Utara.
Bulan lalu, DAPA menandatangani kontrak sebesar 143,3 miliar won (US$107,1 juta) dengan Hanwha Systems, untuk mengembangkan pesawat bersayap putar yang diharapkan menjadi tonggak sejarah. Pesawat ini direncanakan dapat dikerahkan dari kapal perang dan unit-unit Korps Marinir di pulau-pulau barat laut dekat perbatasan dengan Korea Utara.
Pesawat rotorcraft tak berawak ini akan menjadi yang pertama di Korea Selatan dan dilengkapi dengan teknologi canggih seperti sensor elektro-optik, inframerah, dan sistem radar. Keberadaannya diharapkan dapat memperluas cakupan pengintaian di daerah perbatasan, mengidentifikasi tanda-tanda provokasi oleh musuh, serta memberikan keunggulan taktis yang lebih besar di medan yang dinamis.
Keputusan ini menjadi semakin penting mengingat aksi provokatif baru-baru ini oleh Korea Utara yang melibatkan penembakan ratusan peluru artileri di dekat Garis Batas Utara.
KOMENTAR ANDA