post image
Mirage 2000-5 yang digunakan Angkatan Bersenjata Qatar
KOMENTAR

Pembelian pesawat tempur bekas Mirage 2000-5 dari Qatar melalui Excalibur International telah dibatalkan. Tidak ada konsekuensi berupa penalti akibat pembatalan itu.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Tim Pembela Prabowo Gibran, Yusril Ihza Mahendra, merespon isi berita mengenai pengusutan korupsi di balik pembelian 12 Mirage bekas senilai 792 juta dolar AS yang diterbitkan MetaNex.

Berita tersebut telah membuat jagat politik Indonesia makin panas.

Di dalam berita itu disebutkan bahwa keuntungan dari pembelian pesawat Mirage bekas tersebut digunakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai modal dalam Pilpres 2024.

Lebih lanjut Yusril mengatakan bahwa berita itu adalah hoax terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari.

“Berita hoax tersebut adalah sebuah pembusukqn politik,” tegas Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang.

Pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan karena keterbatasan anggaran negara kita. Meskipun perjanjian telah disapakati, namun Pemerintah RI tidak jadi membeli pesawat bekas tersebut. Tidak ada penalti apapun kepada Pemerintah RI akibat pembatalan itu jelas Yusril.

Dia mengatakan, pemerintah Qatar memang ingin Indonesia membeli pesawat bekas itu secara tunai. Namun di sisi lain Indonesia ingin membelinya dengan cara utang.

“Sebab itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech. Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelin dengan cara utang itupun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” katanya lagi.

Menurut Yusril, tidak benar badan anti korupsi Uni Eropa menginvestigasi Prabowo. Disebutkan bahwa berita ini didasarkan komunikasi antara badan anti korupsi Uni Eropa dengan Kedubes Amerika Serikat di Jakarta. Komunikasi itu tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

“Kalau investigasi itu ada, maka pihak Qatar dan agen dari Czech juga akan lebih duluan diinvestigasi. Tetapi hal itu tidak terjadi,” ujarnya lagi.

Masih dikatakan Yusril, penulis berita, Jhon William, dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream yang kredrebilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di luar negeri ternyata tidak ada.

Yusril menghimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk tidak begitu saja mempercayai berita yang sumbernya tidak kredibel.

Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan yang berisi pembusukan politik.

"Tingkat elektabilitas Prabowo Gibran kini begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu pembusukan politik mulai dihembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo,” demikian Yusril. 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews