Angkatan Udara Amerika Serikat menunjuk Anduril dan General Atomics untuk drone atau pesawat tanpa awak yang akan mendampingi pesawat-pesawat tempur canggih yang diawaki pilot seperti F-35. Program ini dikenal sebagai Collaborative Combat Aircraft (CCA).
"Lebih dari dua tahun yang lalu, kami telah merencanakan untuk mengembangkan pesawat tempur kolaboratif," ujar Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat Frank Kendall seperti dikutip dari Aerotime, Kamis, 25 April.
"Sekarang, setelah ditetapkannya tahun anggaran fiskal 2024, kami memberikan kontrak kepada dua perusahaan untuk membuat dan menguji pesawat tempur kolaboratif yang akan mereka produksi. Kemajuan yang kami capai merupakan bukti kerja sama yang sangat berharga antara Angkatan Udara dan industri pertahanan," sambung Kendall.
Proyek CCA adalah komponen penting dari Sistem Dominasi Udara Generasi Berikutnya, yang berkisar pada jet tempur generasi keenam. Tujuan utamanya untuk melengkapi Angkatan Udara AS pada platform jet tempur berawak dan tidak berawak guna beradaptasi dengan perubahan kondisi perang masa depan.
Dalam proyek ini, Departemen Angkatan Udara Amerika Serikat menginginkan pesawat tempur kolaboratif yang harganya lebih terjangkau dibandingkan pesawat berawak. Tetapi dapat melakukan serangan udara, pengintaian, serta operasi peperangan elektronik dalam pertempuran udara. Sehingga membantu memperluas jangkauan dari pesawat tempur berawak.
Dalam program ini Anduril dan General Atomics akan memproduksi minimal 1.000 unit CCA.
General Atomics telah meluncurkan prototipe dari pesawat tempur kolaboratif otonomnya yang disebut Gambit yang sebetulnya mereka bangun sejak dua tahun lalu. Gambit berbasis kecerdasan buatan dan perangkat lunak otonom yang canggih, yang akan membantu menyediakan data intelijen, pengintaian berkualitas tinggi, serta mampu melacak target yang diinginkan.
KOMENTAR ANDA