Keputusan Pemerintah mengurangi jumlah bandara internasional dari 34 menjadi 17 mengagetkan banyak pihak. Kebijakan yang dituangkan di dalam Keputusan Kementerian Perhubungan No. 31/2004 tanggal 2 April itu dikhwatirkan berdampak pada pariwisata tanah air secara keseluruhan.
“Saya kaget membaca berita itu. Terutama sekali, terkait dampaknya terhadap pariwisata nasional dan perekonomian nasional kita,” ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza, salah satu yang merasa prihatin.
Menurutnya pengurangan itu bertolak belakang dengan program pemerintah mengembangkan destinasi wisata barur melalui pembangunan bandara-bandara internasional.
“Saya akan bertanya secara baik-baik kepada pemerintah tentang logika atau latar belakang Kepmen itu,” ujar Yusron yang juga mantan anggota DPR RI dari Bangka Belitung ini.
Menurut Yusron, dia dan para kolega yang sedang bergiat menarik wisatawan Asia Timur, terutama Jepang dan Korea Selatan, bingung atas pemangkasan jumlah bandara internasional tadi. Sebab, hal itu akan mengurangi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Hal di atas, menurut Yusron, akan merugikan perusahaan-perusahaan penerbangan nasional kita juga.
“Kalau pemangkasan di atas karena alasan bahwa bandara-bandara internasional itu lebih menguntungkan perusahaan penerbangan asing, masalahnya adalah bagaimana meningkatkan daya saing kita. Dan, bukan menutup bandara-bandara itu,” ujar Yusron.
“Sekitar tiga bulan yang lalu, saya mengajak kawan-kawan dari Dinas Pariwisata Korea Selatan ke Belitung. Kami sedang merancang ‘sister city’ antara Jeju Island dengan Tanjung Pandan dan membangun ‘Little Korea’ di Belitung.”
“Kami juga, sedang membicarakan agar syuting drama-drama Korea di lakukan di Belitung. Bahkan, juga membangun klinik kecantikan Korea di sana. Selain itu, juga rencana ‘sister city’ dengan Ehime, Jepang Selatan,” lanjut Yusron
“Tujuan langkah-langkah di atas adalah untuk mempromosikan agar wisatawan Asia Timur lebih tertarik datang ke Indonesia, khusnya ke Belitung, yang merupakan kampung halaman saya. Dengan begitu, berarti juga mendukung program pemerinatah, ujar Yusron lagi.
Menurut Adita Irawati, Jubir Kemenhub, pemerintah masih membuka peluang bagi bandara-bandara internasional yg dipangkas itu untuk melakukan aktifitas seperti sebelumnya secara temporer. Antara lain, untuk mendukung perekonomian nasional, seperti pariwisata dan perdagangan.
Yusron menyatakan amat berharap peluang itu betul-betul akan diberikan pemerintah secara tepat. Dengan begitu, tetap manarik bagi para investor, termasuk dari luar, untuk berinvestasi di bidang pariwisata. Hal ini tentu sekaligus akan mencegah kredit macet dan kerugian para investor yang telah membangun fasilitas-fasilitas pariwisata, seperti hotel. Juga, akan mendukung “Program Ekonomi Pasca Timah” di Babel serta mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut akibat penambangan.
KOMENTAR ANDA