Nasib Presiden Iran Ebrahim Raeisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter Bell 212 yang mereka tumpangi Minggu kemarin (19/5) telah dipastikaan.
Helikopter yang membawa Presiden Raeisi dan delegasi pendampingnya jatuh pada hari Minggu di hutan Dizmar, terletak di antara kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azarbaijan Timur.
Pesawat tersebut mengangkut Raeisi, Amir-Abdollahian, Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati, pemimpin Sholat Jumat kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem dan anggota tim pengawal presiden Mahdi Mousavi. Pilot, co-pilot, dan awak helikopter juga berada di dalam helikopter tersebut.
Semua yang ikut dalam penerbangan itu dinyatakan tewas.
Presiden Raeisi dan delegasi pendampingnya kembali dari upacara peresmian bendungan di Sungai Aras bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Menyusul pengumuman syahidnya Raeisi dan timnya, kabinet mengadakan sidang darurat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mohammad Mokhber.
Dalam sebuah pernyataan, kabinet menyampaikan belasungkawa kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dan bangsa Iran atas kesyahidan Presiden Raeisi dan rekan-rekannya.
Hal ini meyakinkan bangsa Iran yang “setia, menghargai dan dicintai” bahwa jalan yang ditempuh Presiden Raeisi akan terus berlanjut dan tidak akan terjadi gangguan sedikit pun dalam mengatur urusan negaranya.
Ayatollah Khamenei pada hari Minggu mengatakan bangsa ini tidak perlu khawatir atau cemas, karena “tidak akan ada gangguan terhadap pekerjaan negara.”
Dalam sambutannya yang disiarkan televisi pada dini hari Senin pagi, Pir-Hossein Kolivand, kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran (IRCS), mengatakan tim penyelamat telah menemukan puing-puing helikopter.
Dia kemudian mengatakan kepada Jaringan Berita Republik Islam Iran (IRINN) bahwa operasi pencarian jenazah para korban telah selesai dan jenazah sedang dipindahkan ke ibu kota provinsi Tabriz.
KOMENTAR ANDA