post image
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi bertemu dengan media di kediaman di Jalan Madiun No. 1, Jakarta Pusat, 3 April 2024./Zona Terbang.
KOMENTAR

Sehari setelah Presiden Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi, dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5), posisi kepala lembaga eksekutif diduduki Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhbar, atas persetujuan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyed Ali Khamenei.

Hal ini sejalan dengan Pasal 131 Konstitusi Republik Islam Iran. Dalam pasal itu disebutkan, dalam hal dan kondiri Presiden meninggal dunia, Wakil Presiden Pertama dengan persetujuan Pimpinan Agung, mengambil alih kendali kekuasaan eksekutif. Kemudian dewan yang terdiri dari Ketua Parlemen, Ketua Kekuasaan Yudikatif dan Wakil Presiden Pertama dibentuk dengan tujuan mempersiakan platform yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum presiden dalam jangka waktu paling lama lima puluh (50) hari.

Demikian disampaikan Kedutaan Besar Iran di Jakarta dalam keterangan yang diterima redaksi Selasa (21/5).

Kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa Ebrahim Raisi terjadi di pegunungan Dizmar berada di antara kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran.

Ikut dalam perjalanan mematikan itu sejumlah pejabat tinggi termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian.

Ebrahim Raisi dan rombongan baru kembali darai peresmian bendungan “Ghiz Ghalesi”, sebagai bagian dari koridor transit Aras yang merupakan proyek bersama antara Iran dan Azerbaijan.

“Peristiwa menyedihkan ini terjadi di saat hanya tinggal dua hari lagi menjelang peringatan kunjungan Presiden Raisi Iran ke Indonesia yaitu pada tanggal 23-24 Mei 2023. Sebuah perjalanan yang dianggap sebagai titik bersejarah perkembangan lebih lanjut hubungan antara dua negara besar Islam Iran dan Indonesia. Dalam kunjungan ini, telah ditandatangani 10 nota kesepahaman yang sebagian besar sedang dilaksanakan dan sebagian lagi sedang dalam tahap koordinasi,” tulis Kedutaan Iran.

Kedutaan Iran juga menyatakan, meskipun begitu besar bencana yang menimpa bangsa dan pemerintahan Republik Islam Iran, kesyahidan presiden dan menteri luar negeri Republik Islam Iran tidak akan mengganggu roda pemerintahan. Sebalilnya, hal ini akan menjadi faktor pemersatu semua pihak dan arus internal untuk lebih memperkuat fondasi Republik Islam Iran.

“Selain itu, meskipun peran Ayatollah Seyed Raisi selaku presiden dan Dr. Amir Abdollahian sebagai Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran sangat sentral dalam memperkuat poros perlawanan dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas, khususnya selama delapan bulan yang lalu. Namun dengan kesyahidan kedua pejabat Iran ini, maka tidak akan ada perubahan posisi fundamental Republik Islam Iran dalam hal mendukung Palestina,” tulis Kedutaan Iran laagi.

“Pada akhir kata atas nama Pemerintah, bangsa keluarga besar Kedutaan Besar Republik Islam Iran, kami ingin ucapkan terimakasih dan apresiasi atas berbagai pesan belasungkawa dan solidaritas dari pemerintah dan masyarakat Republik Indonesia berkaitan dengan insiden ini,” demikian pernyataan itu.


Pemburu Yahudi

Sebelumnya

Teguh Santosa: Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Global Politics