Maskapai nasional Garuda Indonesia optimistis, performa keuangan maskapai yang diukur dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, akan terus membaik
Optimisme ini disampaikan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam RUPS yang digelar Rabu (22/5) di Kantor Pusat Garuda Indonesia. RUPS dihadiri pemegang 67.555.711.227 lembar saham atau 73,85 persen dari keseluruhan pemegang saham Garuda Indonesia.
“Sejalan dengan dengan upaya berkelanjutan Perseroan untuk terus mengakselerasikan kinerja di tengah optimisme pertumbuhan industri pariwisata, termasuk industri aviasi, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai inisiatif di berbagai lini bisnis yang memiliki potensi dalam mendukung revenue Perusahaan,” ujar Dirut Irfan.
Tahun kinerja 2023 menjadi tahun perbaikan sekaligus tahun pembuktian bagi Garuda Indonesia, yang terefleksikan dalam penguatan fundamen kinerja usaha di tengah fase pemulihan pasca rampungnya restrukturisasi pada akhir tahun 2022.
“Fundamen kinerja Perusahaan terus menunjukkan tren positif seiring komitmen atas implementasi corrective actions di sepanjang tahun 2023 yang menghasilkan sejumlah capaian krusial. Di antaranya, Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 251,99 juta dolar AS serta menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada kreditur dengan nilai utang hingga Rp255 juta sesuai skema perjanjian perdamaian yang mendapatkan putusan homologasi, hingga optimalisasi strategi perbaikan ekuitas Perseroan dan optimalisasi pembentukan sinking fund," urainya.
Berbagai pencapaian Garuda Indonesia dari sisi kinerja entitas bisnis tersebut turut ditunjang inisiatif berkelanjutan dan terbarukan yang merupakan bagian dari komitmen Perusahaan untuk mencapai misi sustainability development goals (SDG).
Komitmen tersebut di antaranya diwujudkan Perusahaan melalui upaya dekarbonisasi, kontribusi dalam uji coba penerbangan komersial pertama di Indonesia menggunakan bioavtur J2.4 yang berbasis inti minyak kelapa sawit, serta keterlibatan aktif dalam pengembangan Kabupaten Nias Barat.
Selain itu, melalui berbagai inisiatif strategis, Garuda Indonesia pada Kuartal 1-2024 membukukan pertumbuhan pendapatan usaha secara group sebesar 18,07 persen menjadi 711,98 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Capaian tersebut turut didukung pertumbuhan pendapatan di berbagai lini, termasuk lini Penerbangan berjadwal yang tumbuh sebesar 18,19 persen menjadi sebesar 599,01 juta dolar AS, Penerbangan tidak berjadwal yang tumbuh sebesar 53,57 persen menjadi sebesar U19,67 juta dolar AS, dan Pendapatan lainnya juga juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,92 persen menjadi 92,28 juta dolar AS.
“Melalui berbagai inisiatif kinerja Perusahaan berkelanjutan yang berlandaskan key driver simple, profitable, dan full-service dengan dibarengi optimisme outlook industri aviasi yang telah kembali ke situasi sebelum pra-pandemi, kami meyakini upaya untuk membawa Perusahaan kembali sehat dapat berjalan on the track sesuai proyeksi,” demikian Irfan Setiaputra.
KOMENTAR ANDA