Prajurit TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti menemukan bangkai pesawat di hutan kramat di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (22/5). Lokasi penemuan persisnya berada di area Hutan Intitapo, Distrik Arso Timur.
Bangkai pesawat yang itu ditemukan Pasukan Tombak Sakti itu dalam kondisi hancur dan sulit dikenali jenisnya serta dari negara mana asalnya. Diduga, ini adalah bangkai pesawat yang mengalami kecelakaan dan terjatuh pada saat Perang Dunia Kedua.
Menurut website resmi TNI, informasi mengenai bangkai pesawat ini diperoleh dari keluarga asuh personel Satgas Yonif 122/TS Pos Komando Taktis (Kotis), Serda Oky Pranata, yakni Ondo Afi Kampung Amyu Karlos Enef Ewir (48). Masyarakat setempat sudah lama mengetahui keberadaan bangkai pesawat itu namun selama ini diselimuti oleh adat.
Pasiter Letda Inf Yayan Jhon Kabisa menerangkan, setelah berkonsultasi dengan para tokoh adat Kampung Amyu akhirnya disepakati penyelenggaraan acara adat Kampung Amyu.
"Dengan kesepakatan bersama, para tokoh adat Kampung Amyu menyetujui untuk dilaksanakan acara adat dengan disaksikan Dansatgas Yonif 122/TS Letkol Inf Diki Apriyadi, S, Hub.Int beserta beberapa personel Satgas, dan mengadakan makan bersama sebagai bentuk rasa syukur kegiatan ini,” jelas Letda Jhon Kabisa.
Letkol Diki Apriyadi, dalam keterangan yang dikutip dari website TNI mengatakan, tugas pokok Satgas Yonif 122/Tombak Sakti adalah menjaga keutuhan wilayah perbatasan darat Indonesia an Papua Nugini. Di dalamnya ada tugas tambahan di mana seluruh prajurit melaksanakan kegiatan teritorial yang bersifat membangun, melayani, dan mengayomi masyarakat yang membutuhkan bantuan di tiap-tiap pos.
Adapun Ondo Afi Kampung Amyu Karlos Enef Ewir menerangkan, keberadaan pesawat tersebut sudah lama.
Namun untuk menyerahkan, keluarga besar Kampung Amyu mencari pihak keamanan yang tepat, agar bisa membantu dan memberikan solusi terkait adanya bongkahan tersebut.
"Dengan hubungan silahturahmi yang baik anggota Satgas Yonif 122/TS kepada masyarakat, kami merasa sudah tepat untuk menginformasikan dan menyerahkan bongkahan pesawat tersebut yang ada di tanah keramat Kampung Amyu,” kata dia lagi.
"Kami berharap dengan penyerahan bongkahan pesawat tersebut, pemerintah dapat meninjau dan melaksanakan pendalaman terhadap bongkahan pesawat yang sudah di selimuti oleh alam,” demikian Karlos Enef Ewir.
KOMENTAR ANDA