post image
Salah satu Boeing 787-9 Dreamliner milik Qatar Airways.
KOMENTAR

Dalam perjalanan dari Doha menuju Dublin, Boeing 787-9 Dreamliner Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR017 sempat mengalami guncangan hebat. Turbulensi menyebabkan enam awak dan enam penumpang mengalami luka.

Pesawat mendarat dengan selamat di Dublin dan disambut petugas layanan darurat.

Manajer hubungan media Bandara Dublin, Graeme McQueen, kepada media mengatakan, penerbangan Qatar Airways QR017 dari Doha mendarat dengan selamat sesuai jadwal di Bandara Dublin sebelum pukul 13.00 pada hari Minggu.

“Setelah mendarat, pesawat tersebut disambut oleh layanan darurat, termasuk Polisi Bandara dan departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan kami, karena enam penumpang dan enam awak [12 total] di dalam pesawat melaporkan cedera setelah pesawat mengalami turbulensi saat mengudara di atas Turki,” ujarnya.

McQueen menambahkan, staf bandara terus membantu penumpang. Dia juga mencatat bahwa timnya memberikan dukungan kepada personel maskapai penerbangan.
 
Qatar Airways kepada Simple Flying mengatakan bahwa akibat dari kejadian ini ringan. Namun, mereka yang terkena dampak perlu menerima perawatan medis dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Penyelidikan internal pun telah dimulai.

Beoing 787-9 Dreamliner ini memiliki nomor registrasi A7-BHM dan baru bergabung dengan armada Qatar Airways pada September 2023. Ia merupakan satu dari 48 pesawat 787 yang dimiliki maskapai ini.

QR17 meninggalkan Doha pada 07:55 dan mendarat di Dublin enam jam 49 menit kemudian pada 12:55, lebih awal dari waktu kedatangan yang dijadwalkan pada 13:30.

Menurut data yang ditemukan di Flightradar24, pesawat sempat  turun 275 kaki dengan kecepatan sekitar 21,888 kaki per menit (fpm) di wilayah udara Turki. Namun, perusahaan mengatakan, gangguan GPS dapat mempengaruhi keakuratan data di wilayah ini.

Turbulensi hebat telah menjadi topik penting dalam penerbangan setelah penerbangan SQ321 dari London Heathrow ke Singapura Changi pada 21 Mei. Selain satu korban jiwa, terdapat 104 orang cedera di dalam pesawat. Kejadian ini menyebabkan kecelakaan fatal pertama bagi maskapai penerbangan Singapura sejak jatuhnya SQ006 pada tahun 2000.

Hingga tiga hari lalu, setidaknya 20 penumpang pesawat 777 masih dirawat intensif karena luka serius. Insiden tersebut juga menyebabkan Singapore Airlines mengubah kebijakan sabuk pengamannya. Dalam praktiknya, operator tidak lagi menyajikan minuman atau makanan panas saat tanda sabuk pengaman menyala.

Singapore Airlines telah meminta maaf atas, dan sedang mengatasi, insiden turbulensi udara dramatis yang mengakibatkan satu kematian dan beberapa orang cedera.

Turbulensi adalah aspek umum dalam perjalanan udara. Ini biasanya merupakan faktor kecil dan seringkali tidak serius. Cedera jarang terjadi, dengan sekitar 12 kasus dilaporkan di Amerika Serikat setiap tahunnya. Namun, insiden minggu ini pasti akan menyebabkan maskapai penerbangan dan pihak berwenang meninjau kembali diskusi mengenai pendekatan mereka terhadap turbulensi dalam beberapa minggu mendatang.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews