post image
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo (kanan) dan Menteri Perdagangan RI Airlangga Hartarto
KOMENTAR

Dalam pertemuan Tingkat Menteri Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF) di Singapura yang diadakan minggu ini, para mitra IPEF menandatangani Perjanjian Ekonomi Bersih, Perjanjian Ekonomi Adil, dan Perjanjian tentang IPEF. Juga, kemajuan lebih lanjut dari perjanjian-perjanjian tersebut, serta Perjanjian Rantai Pasokan, yang mulai berlaku pada bulan Februari.

Selain itu, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo, bersama dengan 22 perusahaan Amerika, berpartisipasi dalam Forum Investor Ekonomi Bersih IPEF yang pertama, di mana para mitra IPEF mengumumkan proyek-proyek prioritas senilai 23 miliar dolar AS sebagai bahan pertimbangan untuk mempercepat investasi infrastruktur yang berkelanjutan di kawasan ini.

"Dua tahun lalu, Presiden Biden meluncurkan IPEF dengan visi menciptakan kerangka kerja baru keterlibatan ekonomi di Indo-Pasifik yang akan memperdalam hubungan kita dengan kawasan ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

“Hari ini, saat kita menandatangani Perjanjian Ekonomi Bersih, Perjanjian Ekonomi Adil, dan Perjanjian tentang IPEF dan terus berkolaborasi melalui perangkat IPEF yang inovatif yang telah kita ciptakan, jelas bahwa visi Presiden telah menjadi kenyataan. Ini adalah fase baru IPEF di mana para mitra berfokus pada tindakan kolektif dan hasil nyata yang akan bermanfaat bagi perekonomian kita,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.

Pada 6 Juni, para mitra IPEF mengadakan upacara penandatanganan Perjanjian Ekonomi Bersih dan Ekonomi Adil, serta Perjanjian IPEF. Para mitra juga berpartisipasi dalam pertemuan tatap muka tingkat Menteri yang ke-empat, dan menyambut baik kemajuan yang dicapai oleh para mitra di bawah Pilar II, III, dan IV.

Mereka juga menguraikan sejumlah langkah lanjutan untuk memajukan upaya yang dijalankan berdasarkan masing-masing perjanjian, termasuk bahwa para menteri akan menilai kemajuan lebih lanjut pada pertemuan Tingkat Menteri virtual berikutnya pada September 2024.

Para mitra IPEF terakhir kali bertemu secara langsung pada November 2023, di mana mereka menandatangani Perjanjian Rantai Pasokan.

Mitra IPEF juga mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh Amerika Serikat dan kawasan Indo-Pasifik dalam Forum Investor Ekonomi Bersih IPEF perdana untuk mendapatkan wawasan tentang pasar, membangun jaringan dengan kontak industri dan pemerintah, memperkuat strategi bisnis, dan mengidentifikasi peluang pendanaan, sebagai langkah lanjutan mencapai tujuan Perjanjian Ekonomi Bersih.

Pada acara yang baru pertama kali diadakan ini, para mitra IPEF menyoroti proyek infrastruktur berkelanjutan senilai 23 miliar dolar AS di negara-negara IPEF. Forum perdana ini, seperti Catalytic Capital Fund, hanyalah salah satu alat inovatif yang dibentuk di bawah IPEF, dan dalam hal ini Perjanjian Ekonomi Bersih, untuk lebih memobilisasi investasi iklim di kawasan ini dan mendorong saling berbagi keahlian dan praktik-praktik yang baik guna meningkatkan investasi bersih.

“Pada Forum Investor Ekonomi Bersih, kami mengumumkan peluang investasi sebesar 23 miliar dolar AS untuk proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan di kawasan ini,” ujar Mendag Raimondo.

"Kami telah melampaui komitmen Inisiatif Peningkatan Keterampilan IPEF untuk menyediakan 7 juta kesempatan pelatihan dan pendidikan melalui perangkat digital; dan kami meluncurkan Dana Modal Katalis IPEF, yang kini telah beroperasi dan memberikan dukungan persiapan proyek untuk memperluas jalur proyek infrastruktur iklim yang dapat didanai oleh bank,” katanya lagi.

“Dan ini hanyalah awal dari manfaat yang akan mengalir dari IPEF dan menunjukkan bagaimana IPEF dapat memberikan manfaat nyata melalui model baru kerja sama ekonomi ini. Saya sangat senang dengan momentum yang dihasilkan dari pertemuan tingkat Menteri dan Forum Investor ini, dan saya berharap dapat membangun kemajuan ini seiring dengan pertemuan kami berikutnya di bulan September,” sambungnya.

Selain itu, Mendag Raimondo juga mengumumkan bahwa Prakarsa Peningkatan Keterampilan IPEF Departemen Perdagangan AS, yang diluncurkan dua tahun lalu melalui kemitraan dengan The Asia Foundation, telah melampaui target 2032 yaitu tujuh juta kesempatan peningkatan keterampilan oleh perusahaan-perusahaan AS yang berpartisipasi dalam Prakarsa ini melalui pelatihan dan pendidikan keterampilan digital untuk negara-negara berkembang dan mitra-mitra berpenghasilan menengah IPEF.

Mitra-mitra ini termasuk Brunei, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Secara khusus, Prakarsa ini telah memberikan 10,9 juta kesempatan, termasuk bagi lebih dari 5,2 juta perempuan dan anak perempuan di delapan negara mitra IPEF yang berpartisipasi untuk mendukung upaya berkelanjutan di kawasan ini dalam memperkuat pengembangan tenaga kerja dengan memfasilitasi pelatihan mulai dari keterampilan literasi digital tingkat dasar hingga tingkat lanjut.


Pemburu Yahudi

Sebelumnya

Teguh Santosa: Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Global Politics