post image
Ilustrasi pengisian bahan bakar pesawat.
KOMENTAR

Harga avtur yang mahal menjadi salah satu penyebab utama mahalnya harga tiket pesawat di tanah air. Harga avtur memberikan sumbangan sekitar 39,5 persen terhadap harga tiket.

Demikian antara lalin dikatakan Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dwi Marhen Yono, di sela pameran pariwisata BBTF ke-10, di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6).

Dwi mengatakan, harga avtur per liter di Indonesia terbilang lebih mahal sebesar Rp 4.000 dibandingkan harga di Singapura dan Rp 7.000 lebih mahal dari harga avtur di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).

"Presiden melalui Menko Marves (Luhut Binsar Pandjaitan) sudah memerintahkan Pertamina untuk evaluasi biar harga avtur itu kompetitif," katanya lagi.

Dwi menambahkan harga avtur di negara lain yang lebih murah, karena mendapat subsidi dari pemerintah setempat.

"Sedangkan saat ini di tanah air, ada prioritas alokasi subsidi energi untuk BBM di luar avtur," tambahnya.

Faktor lain yang mempengaruhi mahalnya harga tiket pesawat domestik adalah karena armada pesawat yang belum sepenuhnya dikerahkan.

Sebelum pandemi Covid-19 ada sekitar 1.200 armada pesawat udara dan saat ini sekitar 800 armada yang baru dikerahkan.

Sebagai perbandingan, harga tiket pesawat penerbangan langsung rute Jakarta-Kuala Lumpur, yang diakses melalui aplikasi perjalanan, untuk jadwal Kamis 20 Juni mendatang, adalah Rp 831.672 menggunakan maskapai berbiaya murah.

Sedangkan harga rute Jakarta-Bali pada tanggal, waktu dan maskapai yang sama, justru lebih mahal yakni mencapai Rp 1.553.447.

 


Menhub RI akan Surati Dubes Australia soal Pemeriksaan Ulang Penumpang Qantas

Sebelumnya

Garuda Indonesia Perkuat Jajaran Komisaris

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews