post image
Foto: @teguhtimur
KOMENTAR

Tidak semua bandara mengalami masalah akibat Microsoft Down. Selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Mohammed V di Kasablanka, Maroko, dan Bandara Internasional Hamad di Doha, Qatar, juga terpantau aman.

Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia (PPIM) Teguh Santosa yang baru kembali dari kunjungan ke Kerajaan Maroko membagikan pengalamannya di akun Instagram @teguhtimur, Rabu (23/7).

“Penerbangan dengan menggunakan Qatar Airways dari Kasablanka, Maroko, hari Minggu (21/7) tidak mengalami gangguan akibat upgrading perangkat lunak CrowdStrike pada OS Microsoft seperti yang terjadi di sejumlah bandara besar dunia,” ujarnya.

“Saat transit di Doha, Qatar, pun tidak terlihat gangguan seperti yang dilaporkan dialami Singapura, Taiwan, AS, Inggris, dan banyak negara lagi,” sambung Teguh.

Dia mengatakan, pesawat Qatar Aiways yang ditumpanginya dari Doha mendarat mulus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa malam (22/7) sekitar pukul 21.30 WIB seperti yang direncanakan.

Tentang Microsoft Down

Microsoft Down adalah istilah yang digunakan karena gangguan operasional Operating System Microsoft akibat upgrading atau pambaharuan perangkat lunak pengaman CrowdStrike pada Jumat (19/7).

Menurut Microsoft dalam pernyataan resmi, jumlah perangkat yang terdampak oleh proses itu tidak sampai 1 persen dari seluruh perangkat yang menggunakan Windows.

"Walau pembaruan perangkat lunak terkadang menyebabkan gangguan, insiden signifikan seperti peristiwa CrowdStrike jarang terjadi," ujar Microsoft.

Yang perlu dicatat, angka kurang dari 1 persen itu ternyata cukup untuk membuat gempa hebat digital pada berbagi sektor, dari perbankan, rumah sakit, sampai industri penerbangan.

Adapun CrowdStrike dalam keterangan pada Jumat menjelaskan bahwa ada kesalahan pada konfigurasi skrip saat pembaruan software.

"File konfigurasi yang disebutkan di atas disebut sebagai Channel File dan merupakan bagian dari mekanisme perlindungan perilaku yang digunakan oleh sensor Falcon," ujar CrowdStrike seperti dimuat The Verge.

Pembaruan pada Channel File ini sebenarnya adalah proses biasa dan normal, yang terjadi beberapa kali dalam sehari sebagai respons terhadap taktik, teknik, dan prosedur baru yang ditemukan oleh CrowdStrike.

"Pada 19 Juli 2024 pukul 04:09 UTC, sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung, CrowdStrike merilis pembaruan konfigurasi sensor untuk sistem Windows,” tulis CrowdStrike.
 
"Pembaruan konfigurasi sensor merupakan bagian berkelanjutan dari mekanisme perlindungan platform Falcon. Pembaruan konfigurasi ini memicu kesalahan logika yang mengakibatkan sistem crash dan blue screen (BSOD) pada sistem yang terkena dampak,” sambung pernyataan itu.

Sementara, sistem yang rentan terhadap kerusakan adalah sistem yang menjalankan sensor Falcon untuk Windows 7.11 dan yang lebih baru yang mengunduh konfigurasi yang diperbarui dari 04:09 UTC hingga 05:27 UTC.


Dibayangi Aksi Teror, Peluncuran Bandara Gwadar Akhirnya Ditunda

Sebelumnya

Pemeriksaan Ulang Barang Penumpang Qantas Yang Menegangkan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Airport