post image
KOMENTAR

Pesawat Renegade Air de Havilland Dash 8-300 yang dioperasikan untuk PBB mengalami kecelakaan yang tidak biasa. Roda dan sebagian penyangganya hilang saat pesawat lepas landas dari dari bandara Maban, Sudan Selatan. Pesawat sedang dalam perjanalan menuju bandara Malakal di negara yang sama.

Tanpa roda, pesawat mendarat di bandara tujuan. Seluruh 35 penumpang, beserta tiga awak pesawat, berhasil dievakuasi dengan selamat.

Sementara awak pesawat diberi tahu tentang apa yang terjadi saat lepas landas, pilot membuat keputusan untuk melanjutkan penerbangan ke tujuan. Saat mendekati Malakal, pesawat yang telah berusia 29 tahun ini menghabiskan bahan bakar sebelum melakukan pendaratan darurat.

Meskipun masih bisa diperdebatkan apakah pilot seharusnya mengalihkan atau kembali ke titik keberangkatan, perlu diingat bahwa saat lepas landas, pesawat masih berat karena bahan bakar di dalamnya. Mengingat tidak ada permukaan kontrol penerbangan penting yang terdampak, mungkin saja awak pesawat memutuskan bahwa melanjutkan ke tujuan adalah tindakan terbaik.

AirLive melaporkan bahwa pesawat disambut oleh layanan darurat saat mendarat untuk membantu evakuasi dan pengamanan pesawat.

Seperti setiap insiden yang terjadi dalam industri penerbangan, investigasi tengah dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana insiden ini terjadi dan bagaimana situasi seperti itu dapat dihindari di masa mendatang.

Pertanyaan pentingnya adalah mengapa pesawat menabrak struktur saat lepas landas. Sangat penting untuk mengidentifikasi hal ini guna mencegah pesawat lain yang menggunakan bandara tersebut demi menghindarkan tabrakan dengan struktur yang sama.

Insiden Lain

Sementara itu siaran pers PBB mengonfirmasi bahwa pada hari Kamis (8/8)  pesawat lain (de Havilland DHC-5D) yang dioperasikan untuk WFP PBB terbakar saat mendarat di landasan udara Pieri di Sudan Selatan. Sementara dua awak pesawat kargo itu mengalami luka-luka, dilaporkan bahwa api dari pesawat itu menyebar ke gubuk-gubuk di dekatnya, yang sayangnya mengakibatkan tiga korban jiwa dan dua orang lainnya luka-luka.

Laporan dari Radio Tamazuj menyatakan bahwa meskipun penyebab kebakaran itu tidak diketahui, WFP dan otoritas penerbangan setempat bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.

WFP menyatakan bahwa pesawat itu membawa air, sanitasi, kargo kebersihan, dan barang-barang lain seperti selimut, alas tidur, dan ember, yang semuanya sayangnya hancur dalam kebakaran itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi serangkaian insiden seperti itu di Sudan Selatan.


Japan Airlines tanda tangani kontrak A350 Virtual Procedure Trainer

Sebelumnya

ICAO: Keamanan Penerbangan Indonesia Di Atas Rata-rata Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews