post image
Suasana Paris Airshow 1909.
KOMENTAR

Oleh: Chappy Hakim, Pusat Studi Air Power Indonesia

INTERNATIONAL Airshow (IAS) adalah ajang pameran kedirgantaraan antar bangsa yang biasanya memamerkan produk pesawat terbang teknologi mutakhir. Pameran Dirgantara ini selalu menarik, karena disamping pameran statik dilaksanakan juga pameran dinamik berupa demo terbang lintas (Flypast) , terbang solo, terbang dalam formasi dan juga aerobatic.

Pada penylenggaraan IAS yang world class dipastikan hadir beberapa demo dari tim aerobatik terkenal seperti Red Arrows dari Royal Air Force Kerajaan Inggris dan Thunderbirds dari USAF United State Air Force Amerika Serikat atau beberapa tim dari negara lainnya. Selain ajang pameran tentu saja IAS otomatis menjadi market place bagi perdagangan produk industri penerbangan terutama dalam hal memperkenalkan produk terbaru yang sekaligus biasanya didemonstrasikan dalam IAS.

Di luar Benua Amerika Serikat, Pameran Udara dan Industri Kedirgantaraan terbesar dan sangat populer di dunia selama ini adalah Paris Airshow yang diselenggarakan setiap tahun ganjil di Le Bourget Paris, diikuti oleh Farnborough Airshow di Inggris untuk tahun genap.

Paris Airshow pertamakali diselenggarakan pada tahun 1909 dan kemudian berkembang pesat sejak tahun 1949 hingga sekarang. Pada perhelatan yang ke 53 peserta Paris Airshow mencapai 2453 partisipan berasal dari 49 negara. Kawasan Paris Airshow mencakup area sampai seluas 125.000 meter persegi. Sementara itu Farnborough Airshow di Inggris pertamakali diselenggarakan pada tahun 1948 dengan memamerkan lebih kurang 60 pesawat terbang berbagai jenis dan beberapa diantaranya terlibat dalam pameran dinamik atau flying display. Tahun 2023 yang lalu Farnborough Airshow mencatat dan merayakan ulang tahun perhelatannya yang menembus angka 75.

Industri penerbangan bermula dari Amerika Serikat, yaitu sejak diterbangkannya pesawat terbang pertama oleh Wright Bersaudara tahun 1903. Penemuan pesawat terbang telah mengubah dan memperngaruhi setiap aspek sisi kehidupan dan life style karena kemampuannya membawa barang dan orang dengan jauh lebih cepat dan efisien.

Dalam peta dunia pertumbuhan ekonomi berkembang sangat cepat di belahan barat yaitu Amerika Serikat dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi berkembang lebih cepat terutama dipicu setelah berkembangnya Industri penerbangan. Itu sebabnya maka pasar global industri penerbangan ditandai dengan penyelenggaraan IAS pada tahun ganjil di Le Borguet Paris Perancis dan pada tahun genap di Farnborough Inggris.

Dunia penerbangan dengan industri penerbangan berteknologi mutakhir berkembang dari tahun ke tahun seolah dikuasai dan berpusat pada dua show room raksasa bernama Paris Airshow dan Farnborough Airshow. International Airshow berkelas dunia dan bergengsi memang kemudian dikenal dan populer pada penyelenggaraan kedua Airshow tersebut.

Dengan bergesernya laju pertumbuhan ekonomi dunia ke kawasan Asia Pasifik maka bergeser pula pasar industri penerbangan ke belahan Timur dunia ini. Dengan mudah hal tersebut terlihat dari tumbuhnya penyelenggaraan IAS berkelas dunia tahun ganjil ke LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition) di Malaysia dan IAS world class tahun genap ke Singapore Air Airshow di Singapura.

LIMA mulai diselenggarakan pada tahun 1991 di Pulau Langkawi Malaysia. Sedangkan pameran dirgantara Singapore Airshow memulai perhelatannya pada tahun 2008. Identik dengan Le Borguet di Paris Perancis dan Farnborough di Inggris, LIMA dan Singapore Airshow hadir dua tahun sekali masing masing mangisi kegiatan pasar dirgantara internasional di tahun ganjil dan genap.

Indonesia sendiri yang merupakan pasar sangat atraktif bagi industri penerbangan sempat menyelenggarakan IAS di Kemayoran pada tahun 1986 dan di Cengkareng pada tahun 1996. Saya sendiri kebetulan terlibat aktif di lapangan sebagai Pilot di Skadron 31 Hercules pada Air Show 1986 di Kemayoran. Pada tahun 1996 saya bahkan terlibat langsung dalam Komite Nasional Panitia Penyelenggara Pameran Kedirgantaraan Indonesia 1996 (IAS’96) di Soekarno Hatta International Airport. Ketika itu  saya tengah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Latihan Angkatan Udara.

Ketua Umum Komite Nasional penyelenggara IAS’96 adalah seorang yang well known in the world of international aviation Prof. Dr. Ing B.J. Habibie. Wajar saja karena sebuah penyelenggaraan IAS yang World Class, bila ingin sukses memang harus berada dibawah koordinasi seorang yang dikenal kualitas profesi, kompetensi dan reputasinya dalam bidang Aeronautika dan sangat disegani dalam panggung dunia industri penerbangan antar bangsa.

Sukses besar IAS’96 ditandai dengan kehadiran pesawat jet penumpang supersonic mutakhir Concord dari Inggris dan juga pesawat angkut penumpang komersial  raksasa Boeing B-777 dari Amerika Serikat. Di sisi lain IAS’96 juga dimeriahkan oleh kehadiran tim aerobatic terkenal Red Arrows dari Inggris, The Roulettes dari Australia dan Tim aerobatic tuan rumah Elang Biru TNI AU. US Navy juga turut memeriahkan dengan Flypast Jet tempur mereka yang take off dari kapal induk.

Demikianlah IAS’96 meraih sukses besar dikala itu karena memang dipimpin oleh The Right Man in Aviation World Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie dan didukung penuh oleh jajaran staf penyelenggara yang professional dan kompeten di bidang kedirgantaraan dan Air Power.

Mereka berasal dari personil pilihan berbagai institusi yang terkait dan relevan bidang tugasnya yaitu Kemenristek – BPPT- IPTN/PTDI - Kemenhub – Kemhan dan Angkatan Udara. Mereka adalah para personil yang secara individu sangat dikenal di kalangan dunia penerbangan internasional.

Sebagai salah satu kawasan pasar industri penerbangan terbesar di dunia, Indonesia sepatutnya dapat segera menyusun ulang road map – Long term Strategic Planning dalam dunia industri penerbangan nasional ke depan. Diperlukan sebuah Perencanaan jangka Panjang yang mapan melibatkan para ahli dibidangnya dan tidak tersandera dengan pola perencanaan dengan visi yang hanya 5 tahunan berkait dengan rentang waktu penyelenggaraan pilpres/pilkada.

Indonesia harus dapat bangkit dan bangun kembali, karena sekali lagi pasar dunia penerbangan terbesar ada di negeri ini. Walaupun momen sebagai penyelenggara IAS sudah terlanjur bergeser dari Perancis dan Inggris ke Malaysia dan Singapura, akan tetapi, harus diingat pasar terbesarnya adalah di Indonesia.

Ajang kedirgantaraan adalah masa depan sebuah bangsa.


Belajar dari Aneka Kecelakaan Pesawat Boeing

Sebelumnya

Temu Bulanan Pusat Studi Air Power Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Chappy Hakim