post image
Ilustrasi
KOMENTAR

ZHUHAI adalah sebuah kota setingkat kabupaten yang lokasinya berada di kawasan pantai provinsi Guangdong China. Zhuhai berlokasi di delta Sungai Mutiara berbatasan dengan Jiangmen di barat laut, Zhongshan di utara dan Makau di Selatan.  Zhuhai menjadi terkenal antara lain karena menjadi tempat penyelenggaraan dari China International Aviation & Aerospace Exhibition, atau populer disebut sebagai Zhuhai International Airshow.

Airshow di Zhuhai sudah dimulai sejak tahun 1996 sebagai salah satu International Airshow yang diselenggarakan pada tahun genap.  Tahun ini 2024 Zhuhai International Airshow akan diselenggarakan pada tanggal 12 sampai dengan 17 November 2024 mengambil tempat di Zhuhai Jinwan Airport.

Sejauh ini International Airshow yang populer dan dikenal luas di dunia adalah Le Bourget International Airshow di Paris dan Farnborough International Airshow di Inggris.   Walaupun Zhuhai International Airshow sudah digelar sejak tahun 1996, even ini belum menarik perhatian yang cukup dari para pencinta dirgantara.

Tahun 2024 Zhuhai akan muncul sangat spektakuler dengan ekspektasi pengunjung yang membludak karena daya tarik akan hadirnya Su-57 untuk pertamakali di Airshow tersebut.  Disisi lain China sendiri akan memamerkan pesawat pesawat terbang produksi dalam negeri.

Di antaranya adalah pesawat Jet Tempur Siluman J-20 yang dikabarkan sebagai pesaing pesawat terbang tempur produk Rusia dan Amerika Serikat.  Pesawat terbang lainnya adalah pesawat terbang penumpang pesaing kuat pesawat terbang Boeing 737 dan Airbus 320 buatan China yaitu Comac C919.

China juga akan memamerkan pesawat terbang pemadam kebakaran AG600M serta pesawat Tanker YU-20 pada perhelatan Zhuhai Airshow bulan November ini.

Sebagaimana layaknya sebuah perhelatan International Airshow, maka selain dipamerkan pesawat terbang dalam format static show dan juga dynamic show diselenggarakan pula berbagai seminar dan diskusi  berkait dengan perkembangan pesat dari  teknologi kedirgantaraan.

Lebih jauh lagi Zhuhai International AirShow , yang dijadwalkan berlangsung dari 12-17 November 2024, adalah juga merupakan platform utama yang menampilkan kemajuan di sektor penerbangan sipil dan militer.

Bagi Indonesia, tentu saja acara ini bukan hanya sekadar pameran, tetapi juga menjadi peluang inisiatif strategis untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam berbagai bidang penting, termasuk teknologi dan inovasi. Undangan untuk turut berpartisipasi dalam Zhuhai International Airshow kabarnya telah ditujukan kepada beberapa pemangku kepentingan di Indonesia seperti Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI), Forum Keamanan Siber Indonesia (ICSF), PT CSE Aviation, Smart Grid Indonesia, PJCI (Kelistrikan), organisasi Kota Pintar APIC, Jakarta Rescue, organisasi Pencarian & Pertolongan Perkotaan Jakarta (JSAR), dan Institut Teknologi PLN (ITPLN).

Sementara itu Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) atau Indonesia Center for Air Power Studies (ICAPS) dan PT CSE Aviation akan mengirim delegasi khusus terdiri dari antara lainMarsekal TNI Purn Chappy Hakim Chairman ICAPS (penulis) dan Tommy Tamtomo Ph.D.wakil ketua untuk Teknologi dan Inovasi sekaligus anggota Dewan Penasehat PSAPI.   Dalam hal ini mereka di undang khusus oleh Changsa Yuelu Mountain Cross-Disciplinary Frontier Innovation Center salah satu Think Tank Pertahanan paling berpengaruh  di China  yang merupakan bagian integral dari National University of Defense Technology (NUDT).

Diharapkan delegasi Indonesia  akan mampu menjalin hubungan dengan sektor teknologi dan inkubator di Changsha, yang berperan penting dalam meningkatkan kemampuan teknologi sekaligus mendorong solusi inovatif bagi kemanfaatan kerjasama Indonesia dengan China.

Untuk diketahui pada Pameran Udara Zhuhai, delegasi Indonesia akan memiliki peluang unik untuk berinteraksi dengan pemimpin dan inovator penerbangan global. Pertemuan dan konferensi yang diselenggarakan itu serta merta akan memungkinkan eksplorasi dalam aspek manajemen nasional strategis khususnya bidang kedirgantaraan, dan juga berbagai teknologi canggih, terutama di bidang Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV), kecerdasan buatan (AI), serta solusi energi terbarukan. Demikian pula halnya dengan perkembangan teknologi keamanan siber yang terkait dengan keamanan, pertahanan dan penerbangan.  Pameran ini juga memfasilitasi perluasan jaringan dengan para pemimpin industri dan para ahli, untuk mendorong diskusi yang dapat mengarah pada kemitraan strategis masa mendatang.

Salah satu sorotan utama dari berbagai upaya tersebut adalah kemungkinan kerja sama dengan lembaga pendidikan di China. Inisiatif ini bertujuan pula untuk menjajaki kemungkinan meningkatkan pertukaran pendidikan dan beasiswa di Universitas Suryadarma dan Institut Teknologi Adisutjipto, yang merupakan institusi pendidikan di bawah Angkatan Udara Indonesia, serta ITPLN.

Perjanjian semacam itu tidak hanya akan mampu memperkuat kolaborasi akademik, tetapi juga dapat mempersiapkan generasi baru profesional terampil di bidang penerbangan dan aerospace, bersama dengan teknologi energi terbarukan yang krusial untuk pembangunan berkelanjutan Indonesia dan China.

Sementara itu, setelah pameran, delegasi Indonesia di undang mengunjungi Pusat R&D pemerintah China yang terkemuka di kota Changsha, provinsi Hunan. Kunjungan ini sangat penting untuk menilai teknologi canggih yang dapat diintegrasikan ke dalam inisiatif pada banyak masalah penerbangan dan disain Smart City. Area fokus seperti keamanan siber umum dan penerbangan/antariksa, teknologi laser, aplikasi AI dan inovasi yang muncul dari Revolusi Industri keempat akan dapat pula dieksplorasi. PJCI Indonesia, bersama dengan ITPLN misalnya, dapat mengeksplorasi  kemitraan yang mengarah pada upaya mencapai  kemajuan dalam teknologi jaringan pintar yang esensial untuk pengembangan infrastruktur cganggih yang kokoh di berbagai kota di Indonesia.

Itulah sekilas gambaran umum dari penyelenggaraan Zhuhai International Airshow dalam hubungannya dengan perkembangan persahabatan dan hubungan baik kemitraan Indonesia China di bidang kedirgantaraan yang kini tengah bergerak dinamis memasuki era Cyber World.   Sebuah tantangan dalam menyongsong masa depan bagi kesejahteraan umat manusia dan perdamaian global.

Nenek Moyangku Orang Pelaut, Anak Cucuku Insan Dirgantara.

Penulis adalah Pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia
 


Catatan Tercecer dari Zhuhai yang Keren

Sebelumnya

Dari Kancah Konflik Timur Tengah: Mengapa Israel memiliki Pertahanan Udara yang Kuat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Chappy Hakim