Oleh Veeramalla Anjaiah, wartawan senior
VIETNAM merupakan mitra penting Indonesia dan anggota aktif Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang telah memainkan peran penting dalam membina stabilitas regional, pertumbuhan ekonomi dan integrasi sosial-budaya di Asia Tenggara. Di antara anggota utama ASEAN, Indonesia dan Vietnam telah membangun kemitraan yang kuat yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan kawasan.
Pemimpin tertinggi Vietnam sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (CPV) To Lam akan mengunjungi Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan penduduk terbanyak, dari tanggal 9-11 Maret untuk meningkatkan hubungan bilateralnya. Ia diundang oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Mengingat perkembangan lanskap global dan regional, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Vietnam dan Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan kemajuan yang telah dicapai kedua negara, tetapi juga komitmen untuk membina aliansi yang lebih dalam dan lebih substantif yang akan menghasilkan manfaat bersama bagi pertumbuhan ekonomi, keamanan regional dan pertukaran budaya.
Indonesia-Vietnam
Hubungan antara Indonesia dan Vietnam telah ditandai dengan berbagai tonggak dan pencapaian penting.
Sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada tahun 1955 hingga diadopsinya Rencana Aksi 2020-2025, kedua negara telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk membina kemitraan yang kokoh dan langgeng. Terjalinnya hubungan diplomatik pada tahun 1955 menandai dimulainya kemitraan formal antara kedua negara, yang menjadi landasan bagi kerja sama dan kolaborasi di masa mendatang.
Pada bulan Februari 1959, Presiden Vietnam Ho Chi Minh melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia. Selama kunjungan 10 harinya, ia diterima dengan hangat oleh Presiden Indonesia Sukarno dan rakyat Indonesia.
Setelah kunjungan Ho Chi Minh, di bulan Juni 1959, Presiden Sukarno membalasnya dengan mengunjungi Vietnam. Ia disambut oleh banyak orang di Lapangan Ba Dinh Hanoi, di mana ia berdiri di samping Presiden Ho Chi Minh. Presiden Ho Chi Minh dan Presiden Sukarno memiliki visi yang sama untuk negara mereka dan kawasannya. Mereka percaya pada pentingnya solidaritas dan kerja sama dalam mencapai kemerdekaan dan kemakmuran. Persahabatan dan kolaborasi mereka meletakkan dasar bagi hubungan bilateral yang kuat yang terus berkembang hingga saat ini.
Vietnam di ASEAN
Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) ditandatangani pada tahun 1976, yang memperkuat perdamaian dan kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN, termasuk Vietnam dan Indonesia. Perjanjian ini meletakkan dasar bagi rasa saling menghormati, tidak mencampuri urusan orang lain dan hidup berdampingan secara damai.
Pada tahun 1990, Indonesia dan Vietnam menegaskan kembali komitmen mereka terhadap hubungan bilateral dengan menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi, ilmiah dan teknis.
Vietnam resmi bergabung dengan ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995. Hal ini menandai tonggak penting dalam proses integrasi regional dan internasional Vietnam, dan negara pertama yang memainkan peran penting dalam mempromosikan proses ini adalah sahabatnya yang tulus dan setia, Indonesia.
Pada bulan Juni 2003, Vietnam dan Indonesia meningkatkan hubungan mereka menjadi kemitraan, yang menekankan kerja sama di berbagai sektor seperti perdagangan, investasi, pertahanan dan pendidikan.
Di bulan Juni 2013, saat Presiden Vietnam Truong Tan Sang berkunjung ke Indonesia, kedua negara meningkatkan hubungannya menjadi Kemitraan Strategis. Kemitraan ini menyoroti kepentingan bersama mereka dalam hal keamanan regional, pembangunan ekonomi dan pertukaran sosial-budaya.
Kedua negara mengadopsi Rencana Aksi untuk periode 2020-2025. Rencana ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang-bidang utama seperti perdagangan, investasi, pertahanan, keamanan maritim dan pertukaran antarmasyarakat. Rencana ini berfungsi sebagai peta jalan untuk pengembangan hubungan bilateral kedua negara secara berkelanjutan.
Hubungan antara Vietnam dan Indonesia telah ditandai dengan berbagai tonggak sejarah dan pencapaian yang signifikan.
Perkembangan sosio-ekonomi Vietnam telah mencapai suatu prestasi
Vietnam telah membuat langkah-langkah yang luar biasa dalam pembangunan sosial-ekonomi selama beberapa tahun terakhir, menjadikan dirinya sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara. Didorong oleh sektor manufaktur yang dinamis, ekspor yang kuat dan lonjakan penanaman modal langsung asing (FDI), tingkat pertumbuhan produksi domestik bruto (PDB) Vietnam secara konsisten melampaui 6 persen setiap tahunnya.
Letak strategis dan kebijakan perdagangan terbuka negara ini telah menarik investor internasional, mengubahnya menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan global.
Vietnam juga telah mencapai tonggak penting dalam pembangunan sosial. Negara ini memiliki tingkat literasi yang membanggakan, yaitu lebih dari 94 persen, yang mencerminkan komitmennya terhadap pendidikan. Akses dan hasil perawatan kesehatan telah meningkat secara dramatis, dengan harapan hidup kini mencapai 76 tahun. Pencapaian dalam pengentasan kemiskinan, perawatan kesehatan dan pendidikan ini telah meningkatkan kualitas hidup warga Vietnam dan menempatkan negara ini sebagai model pembangunan berkelanjutan.
Kontribusi Vietnam terhadap ASEAN
Sebagai anggota aktif ASEAN, Vietnam telah memainkan peran penting dalam mendorong stabilitas regional, pertumbuhan ekonomi dan integrasi sosial-budaya. Negara ini telah menjadi pendukung kuat integrasi ekonomi dalam ASEAN, berpartisipasi aktif dalam berbagai inisiatif seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC).
Vietnam juga telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya keamanan regional, mengatasi tantangan seperti keamanan maritim di Laut China Selatan (LCS) dan mendorong penyelesaian konflik secara damai melalui Forum Regional ASEAN (ARF) dan KTT Asia Timur (EAS).
KOMENTAR ANDA