PETANG tadi saya diundang buka bersama oleh Dirut Indonesia Airnav yang ternyata adalah seorang pilot. Untuk ini maka Indonesia baru saja mencatat sejarah dengan menunjuk seorang pilot sebagai pimpinan Airnav untuk pertama kalinya, apabila saya tidak keliru.
Langkah progresif yang diambil oleh Kementerian Perhubungan ini merupakan sinyal kuat bahwa industri penerbangan di Indonesia semakin mengedepankan profesionalisme dan keahlian teknis dalam kepemimpinannya. Keputusan ini membuka peluang bagi reformasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan menunjuk seorang pilot senior berpengalaman sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud).
Hal ini mengandung makna bahwa sesekali pilot harus diberikan giliran memimpin institusi yang erat hubungannya dengan keselamatan Penerbangan pada umumnya. Jika ini terwujud, Indonesia akan semakin memperkuat regulasi penerbangan dengan perspektif berbasis pengalaman langsung dari lapangan dalam dunia aviasi. Pemikiran ini sama sekali tidak berarti bahwa pilot harus menduduki jabatan jabatan tersebut, akan tetapi sesekali memberikan kesempatan pilot untuk diberikan tanggung jawab memimpin Air Nav dan Ditjen Hubud adalah sebuah fenomena menarik yang akan sangat bermanfaat dalam pengembangan industri penerbangan terutama dalam aspek keselamatan penerbangan.
Dunia Penerbangan dan Disiplin Ketat terhadap Regulasi
Penerbangan merupakan sektor yang sangat bergantung pada teknologi dan standar keselamatan yang ketat. Semua aktivitas dalam industri ini harus mengikuti aturan tanpa kompromi karena risiko yang dihadapi sangat tinggi. Seorang pilot, misalnya, harus menjalankan prosedur penerbangan sesuai dengan manual, checklist, dan standar operasi yang telah ditentukan. Jika ada penyimpangan sekecil apa pun, dampaknya bisa sangat fatal.
Budaya disiplin dan kepatuhan terhadap aturan dalam dunia penerbangan menjadi salah satu aspek yang membuat industri ini berkembang pesat dengan tingkat keselamatan yang semakin tinggi. Seluruh elemen dalam penerbangan—mulai dari pilot, teknisi, pengatur lalu lintas udara, hingga regulator—harus menjalankan tugasnya secara terkoordinasi dengan ketat sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kesalahan atau kelalaian bukan hanya akan merugikan satu individu, tetapi bisa berdampak pada nyawa banyak orang. Kegiatan dalam dunia penerbangan adalah sebuah kegiatan yang terbungkus dalam sebuah sistem yang saling berkait satu dengan lainnya.
Teknologi dan Transformasi Peradaban
Kemajuan teknologi dalam dunia penerbangan tidak dapat dipisahkan dari perubahan cara manusia berinteraksi dengan aturan dan sistem. Seiring dengan berkembangnya teknologi, manusia semakin dipaksa untuk mengikuti standar yang lebih tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Otomatisasi dalam kokpit pesawat, misalnya, telah mengubah peran pilot dari sekadar pengendali manual menjadi pengelola sistem yang sangat kompleks. Hal ini mengajarkan bahwa kemajuan teknologi mengarah pada peningkatan profesionalisme, kedisiplinan, dan kepatuhan terhadap regulasi.
Teknologi dalam penerbangan juga telah mendorong masyarakat untuk lebih menghargai sistem dan prosedur yang telah dirancang secara ketat. Dalam lingkungan berteknologi tinggi, setiap individu yang terlibat harus memiliki kesadaran tinggi terhadap aturan demi memastikan kelangsungan dan keamanan operasional. Penerbangan modern telah membuktikan bahwa keberhasilan suatu sistem sangat bergantung pada ketaatan terhadap regulasi yang didukung oleh teknologi canggih.
Pentingnya Institusi Pendidikan, Pelatihan, dan Riset dalam Penerbangan
Dunia penerbangan dan sektor yang erat kaitannya dengan teknologi menuntut hadirnya institusi pendidikan dan pelatihan (education and training) untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Institusi ini bertanggung jawab dalam kaderisasi profesional yang memiliki kompetensi tinggi dalam mengelola sistem penerbangan dan teknologi yang terus berkembang.
Selain itu, diperlukan institusi penelitian dan pengembangan (R&D) yang berperan dalam mengantisipasi kemajuan teknologi dan menyesuaikan industri penerbangan dengan standar global terbaru. Tanpa adanya riset yang mendalam, inovasi dalam dunia penerbangan akan tertinggal dan tidak mampu bersaing di tingkat internasional.
Di era digital dan cyber world ini, para pemimpin dan elite industri penerbangan juga harus memiliki Think Tank yang berfungsi sebagai jembatan antara riset di laboratorium dan riset di lapangan. Think Tank ini berperan dalam menganalisis tren teknologi, mempersiapkan strategi adaptasi industri, dan merancang kebijakan berbasis data untuk memastikan penerbangan Indonesia tidak hanya berkembang, tetapi juga tetap relevan dalam persaingan global.
Peluang Kepemimpinan Berbasis Keahlian dalam Regulasi Penerbangan
Sekali lagi keputusan untuk menunjuk pilot sebagai pemimpin Airnav Indonesia adalah bukti bahwa kepemimpinan berbasis keahlian mulai diakui sebagai kunci sukses dalam dunia aviasi. Langkah selanjutnya yang patut dipertimbangkan adalah memberikan kesempatan bagi pilot senior yang berpengalaman untuk memimpin Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dengan demikian, regulasi penerbangan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan, serta lebih responsif terhadap perkembangan teknologi dan tantangan keselamatan.
Keahlian teknis yang dimiliki seorang pilot, dipadukan dengan pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai situasi penerbangan, akan memberikan perspektif yang lebih mendalam pada proses merumuskan kebijakan dan regulasi. Hal ini juga dapat mempercepat inovasi dan implementasi sistem keselamatan yang lebih efektif, mengingat dunia penerbangan terus berkembang dengan amat pesat.
Demikianlah maka transformasi dalam kepemimpinan Airnav Indonesia merupakan langkah besar menuju regulasi penerbangan yang lebih profesional dan berbasis keahlian. Dunia penerbangan, dengan segala tuntutan teknis dan disiplinnya, telah membentuk komunitas yang terbiasa dengan kepatuhan terhadap aturan. Kemajuan teknologi dalam penerbangan bukan hanya mempercepat inovasi, tetapi juga mengarahkan masyarakat ke peradaban yang lebih tertib dan terorganisir.
Namun, untuk menghadapi tantangan era digital dan revolusi teknologi, diperlukan institusi pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, serta pusat riset dan pengembangan yang dapat mengantisipasi perubahan di masa depan. Para pemimpin industri juga harus memiliki Think Tank yang menjembatani riset laboratorium dan riset lapangan guna memastikan kebijakan dan inovasi yang dihasilkan relevan dan strategis serta implementatif.
Disisi lain, bagi negara yang ingin maju dan berkembang dalam persaingan global, diperlukan kepemimpinan yang kuat (strong leadership) serta sistem manajemen yang canggih dan adaptif terhadap perubahan zaman. Tanpa kombinasi antara kepemimpinan visioner dan sistem manajemen yang efektif, transformasi teknologi dan regulasi tidak akan berjalan secara optimal. Oleh karena itu, langkah-langkah progresif seperti ini perlu terus didorong agar Indonesia dapat lebih maju dalam menjaga keselamatan, inovasi, dan efisiensi industri penerbangannya. Selamat untuk Air Nav dan Kementrian Perhubungan. Maju terus dan sukses selalu!
Penulis adalah pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia
KOMENTAR ANDA