post image
Joe Biden dan Barack Obama
KOMENTAR

Wah, Joe tertembak. Barack melihat sendiri peluru mengenai dadanya. Pasti Joe tewas. Begitu pikir Barack.

Ternyata Joe tidak apa-apa. Justru sang polisi yang roboh.

Lho tadi kan peluru mengenai dadanya. Kenapa tidak berdarah?

Joe merogoh satu. Mengeluarkan tanda jasa tertinggi yang ia kantong. Medali itu yang penyok. Kena peluru.

Hollywood banget.

Kisah itu memang fiksi. 100 persen fiksi. Ditulis dalam wujud sebuah novel. Judulnya: Hope Never Dies. Yang baru selesai saya baca minggu lalu.

Itulah sebuah novel laris di Amerika. Penulisnya Anda sudah tahu: Andrew Shaffer. Penulis cerita film Hollywood 'Fifty Shades of Grey' itu. Yang di Indonesia sangat terkenal itu.

Shaffer juga menulis buku lainnya seperti 'Yoga - Philosophy for Every One, Bending Mind and Body.

Saya nyaris tidak bisa berhenti membaca novel 'Hope' itu. Tokoh-tokohnya begitu akrab di benak kita. Karakter tokohnya pun mencerminkan karakter Barack yang kita kenal. Dengan intelektualitasnya. Dengan flamboyannya. Dengan humor-humor tingkat tingginya.

Demikian juga karakter Joe yang kita kenal. Terasa sekali tercermin di novel itu. Juga dengan keseniorannya. Dan humor tingkat tingginya.

Tercermin juga betapa serasi pasangan itu. Betapa sudah seperti keluarga. Meski yang satu kulit putih dan satunya kulit hitam.

Di akhir cerita baru diungkap: mengapa keduanya tidak saling kontak selama enam bulan terakhir.

Kata Joe: khawatir mengganggu Barack. Yang ia lihat begitu sibuk keliling dunia. Bersama tokoh-tokoh muda. Barangkali Barack tidak mau lagi berhubungan dengan orang-orang tua seperti dirinya. Umur Joe sudah 76 tahun.

Sedang pikir Barack: dikira Joe sengaja menjauhi Barack. Siapa tahu ia akan mencalonkan diri sebagai presiden. Yang harus menghindar dari bayang-bayang Barack.

Sekali lagi itu vovel. Fiksi.

Yang ternyata kemudian benar hanyalah: Joe akhirnya memang mencalonkan diri sebagai presiden. Untuk Pilpres 2020. Melawan incumben Donald Trump.

Tua lawan tua.

Tapi kan tidak ada lagi istilah orang tua sekarang ini. Sejak Mahathir Muhamad terpilih sebagai perdana menteri Malaysia. Di umurnya yang 93 tahun.

Saya membayangkan: kalau hubungan pak SBY dan bu Mega dibuat novel pasti akan laris manis pula.


Seragam Baru

Sebelumnya

Merdeka Huey

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway