Padahal Erdogan ingin menang pemilu lagi.
Kekalahan calonnya di empat kota terbesar itu adalah lampu kuning-tua baginya. Untung masih ada waktu empat tahun. Fokus perbaikan ekonomi tidak bisa ditunda.
"Bunga bank yang tinggi adalah setan dari semua setan."
Itu juga matra yang selalu diucapkan Erdogan. Ia memang penganut aliran suku bunga rendah untuk menurunkan inflasi. Rakyat sangat tidak bisa menerima kenaikan harga-harga.
Saat ini suku bunga pinjaman bank di Turki termasuk yang tertinggi di dunia: 24 persen. Lebih dari dua kali lipat suku bunga di Indonesia. Atau enam kali lipat suku bunga di Eropa. Padahal bagian barat wilayah Turki termasuk Eropa.
Suku bunga 24 persen itu mengingatkan saya pada masa muda. Yang harus mengembangkan koran di daerah-daerah dengan suku bunga seperti itu. Bahkan pernah 'menikmati' pinjaman dengan suku bunga 29 persen.
Sejak awal Erdogan minta bank sentral menurunkan bunga. Agar ekonomi bergerak lagi.
Tapi gubernur bank sentral selalu tidak mau.
Murat Çetinkaya tidak bisa diintervensi. Gubernur bank sentral itu independen dari politik. Prinsip Murat: bunga tinggi itu terpaksa. Untuk menjaga nilai tukar lira. Agar tidak lebih merosot. Yang kemerosotan itu pada gilirannya juga akan membuat inflasi tinggi.
Dengan bunga tinggi valuta asing tidak lari. Karena bisa menikmati bunga tinggi. Lira pun bisa stabil --meski stabil rendah. Stabilitas nilai tukar lebih penting. Agar pebisnis bisa melakukan kalkulasi. Daripada turun naik.
Hampir semua presiden jengkel kepada gubernur bank sentral masing-masing. Termasuk Presiden Amerika, Donald Trump. Yang terus uring-uringan. Permintaannya agar suku bunga di Amerika diturunkan tidak pernah direspons.
Padahal, ujar Trump, kalau suku bunga diturunkan lagi ekonomi Amerika yang sudah sangat baik ini akan bisa meroket lagi.
Menurut bank sentral, suku bunga Amerika sudah sangat rendah. Hanya 3,75 persen. Kalau diturunkan lagi bisa membuat ekonomi terlalu bergairah. Overheated. Justru suatu saat nanti bisa ambruk.
Orang seperti Jusuf Kalla dan Mahathir Mohamad, termasuk yang berada di aliran bunga rendah. Begitulah umumnya bisnisman.
Dengan memberhentikan gubernur bank sentral, Erdogan telah mengambil risiko baru.
Memasuki perjudian di teori ekonomi. Saya akan terus mengikuti proses dan hasilnya.
Memang.
Perjudian di politik kelihatannya sudah mentok. Upayanya menghambat Imamoglu gagal total.
Padahal calon wali kota Istanbul yang dia ajukan sangat handal: Binali Yildirim. Ia mantan perdana menteri Turki! Yakni perdana menteri terakhir. Sebelum ganti sistem menjadi presiden.
Yildirim juga mantan ketua DPR. Pun mantan menteri. Beberapa kali. Termasuk menteri perhubungan, maritim dan komunikasi.
Rupanya Yildirim tidak bakat jadi wali kota. Sebelum ini pun ia juga calon wali kota Izmir. Juga kalah.
Pilkada Istanbul sangat melelahkan bagi Yildirim. Dua kali. Karena harus diulang.
Yang pertama selisih hasil pemungutan suara kecil. Dua calon sama-sama merasa menang. Bahkan Yildirim sudah pasang baliho besar: sebagai pemenang pilkada.
Ternyata kalah 28.000 suara. Yildirim ajukan protes keras. Dilakukanlah hitung ulang. Yildirim tetap kalah. Meski selisihnya menjadi tinggal 16.000.
Imamoglu pun dilantik jadi wali kota. Hanya dua minggu setelah pilkada.
KOMENTAR ANDA